Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kursi Panas Pelatih dan Manajemen Persija

By Sabtu, 30 Juli 2016 | 07:35 WIB
Wajah sendu pelatih Paulo Camargo selepas Persija dikalahkan Madura United pada lanjutan laga TSC di Stadion Gelora Bangkalan, Minggu (24/7/2016) malam. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Lima kekalahan dan satu kali imbang dalam enam laga terkini membuat Persija Jakarta di ujung tanduk. Tak hanya pelatih yang berada di kursi panas, manajemen juga digoyang.

Setidaknya hal itu terlihat nyata dari tanda pagar yang berkembang di media sosial berbunyi #CamargoOut dan #FPOut. Tampaknya, suporter Macan Kemayoran sudah gerah dengan hasil minor tim kesayangannya. Tak ayal, mereka menginginkan pelatih Paulo Camargo dan presiden klub, Ferry Paulus, mundur dari jabatannya.

Isu aksi demo oleh The Jakmania terkait hasil buruk itu juga ramai diperbincangkan. Namun, Ketua Umum The Jakmania, Richard Achmad Supriyanto, membantah. Seperti pesan singkat yang dikirimkan kepada BOLA, Richard menyatakan isu itu tidak benar.

“Berita yang beredar melalui media sosial atau pesan singkat tentang kabar demo The Jakmania terkait hasil buruk Persija tidak benar. Kekecewaan kami atas hasil jelek itu kami sikapi dengan melakukan pertemuan antara pengurus The Jakmania dan manajemen Persija untuk mencari jalan keluar dari performa buruk itu,” tulisnya.

Kegagalan mencetak gol dan kebobolan 11 kali dalam enam laga pamungkas serta tak melepas satu pun tembakan tepat sasaran dalam dua laga beruntun membuat kursi Camargo panas. Namun, manajemen klub ibu kota itu belum akan mendepak arsitek asal Brasil tersebut dalam waktu dekat.

Persija berencana mengevaluasi kinerja sang pelatih pada saat putaran pertama usai.

Akuisisi “Istri Kedua”

Kursi panas juga merambat hingga ke manajemen. Kabar dari Surabaya, pemilik PT MMIB (Mitra Muda Inti Berlian) sekaligus CEO Bhayangkara Surabaya United (BSU), I Gede Widiade, berencana mengakuisisi Persija.

Gede menyatakan sudah menjalin komunikasi serius dengan manajemen Macan Kemayoran. Pemilik 61% saham BSU itu baru akan beralih “mengelola” klub ibu kota tersebut jika sahamnya sudah dibeli penuh oleh Polri, yang kini memiliki 39% saham BSU.

Baca Juga:

"Sejauh ini saya masih konsentrasi di BSU. Tanggung jawab saya belum selesai. Kalau saham yang diinginkan Polri benar-benar tuntas dibeli mereka dalam bentuk transaksi, baru saya mencari ‘istri kedua’. Memang benar saya ingin mengelola klub besar di Jakarta.

"Kami sudah mengadakan pembicaraan. Namun, saya masih tahu diri, tugas saya di BSU belum selesai,” tutur Gede kepada BOLA.

Eks Manajer Indonesia U-23 itu mengaku tak masalah ditawari persetujuan tersebut selama tidak ada unsur politik.

"Saya suka sepak bola. Dimintai tolong tentang sepak bola, saya pasti mau selama tidak ada muatan politik. Saya ditawari mengelola ‘istri kedua’ karena mereka sedang mencari fi gur untuk menaikkan performa tim,” ujar Gede.

Penulis: Ferry Tri Adi/Suci Rahayu

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P