Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Stok Gelandang Timnas Melimpah, Solusi Sekaligus Masalah

By Minggu, 24 Juli 2016 | 19:08 WIB
Trio gelandang serang Bhayangkara Surabaya United, Evan Dimas, Fandi Eko, dan Ilham Udin. Kecil kemungkinan ketiganya bakal dilepas secara bersamaan ke persiapan timnas menuju Piala AFF 2016. (DOK. BOLA/SUCI RAHAYU)

Indonesia memiliki banyak stok gelandang serang, baik yang beroperasi di sisi maupun tengah lapangan. Namun, kondisi tersebut justru bisa menjadi masalah sekaligus solusi bagi pelatih tim nasional senior, Alfred Riedl. Mengapa?

Penulis: Martinus Bangun/Kukuh Wahyudi

Pada edisi 2677, BOLA menampilkan sejumlah nama-nama potensial yang sebelumnya jarang masuk radar timnas tetapi sejatinya punya potensi untuk bersaing mendapat satu tempat di lini tengah Merah-Putih.

Dari daftar yang disusun BOLA tersebut, terdapat sejumlah nama semisal Jefri Kurniawan dan Terens Puhiri (Borneo FC), Hendra Bayauw (Mitra Kukar), Anis Nabar (Sriwijaya FC), Basri Lohi (PSM Makassar), M. Tahir (Persipura), hingga Guntur Triaji (PS TNI).

Belakangan ada beberapa nama lain yang ikut mencuat seiring penampilan apik mereka di Torabika Soccer Championship (TSC) seperti Abdul Aziz (Persiba Balikpapan), M. Rahmat (PSM), Loudry Setiawan (Bali United), Septian David Maulana (Mitra Kukar), serta duo kawakan Madura United, Engelbert Sani dan Slamet Nurcahyo.


Duo pemain Mitra Kukar, Marlon da Silva (kiri) dan Septian David Maulana (kanan) mencoba menghentikan laju pilar Persib, Zulham Zamrun di Stadion GBLA, Kota Bandung, Sabtu (18/6/2016) malam. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.net)

Padahal, di luar nama-nama itu saja, Indonesia masih memiliki banyak stok gelandang serang lain yang sebelumnya rutin keluar masuk timnas.

Dari jebolan timnas SEA Games 2013, ada nama-nama seperti Adam Alis (Barito Putera), Evan Dimas, Fandi Eko Utomo (Bhayangkara Surabaya United), Ahmad Nufiandani (Arema Cronus), Paulo Sitanggang (Barito Putera), dan Wawan Febrianto (PS TNI).

Lalu jika berkaca pada stok timnas sebelumnya, masih ada pula nama-nama seperti Zulham Zamrun (Persib), Irsyad Maulana (Semen Padang), Dedi Hartono (Barito Putera), Ian Kabes dan Nelson Alom (Persipura), Dedi Kusnandar (Sabah FA), serta Andik Vermansyah (Selangor FA).


Winger Andik Vermansah (kanan) membela Selangor FA pada laga uji coba kontra Felcra FC di UM Arena, Kuala Lumpur pada Minggu (3/7/2016) malam. (Dok. Selangor FA)

Melimpahnya stok gelandang serang tersebut membuat Riedl kaya akan pilihan, terutama dalam menentukan komposisi lini tengah menuju Piala AFF 2016.

Baca Juga:

Sisa waktu persiapan sekitar tiga setengah bulan, juga harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin guna mencari sosok-sosok tepat sesuai skema permainan yang bakal diusung pelatih asal Austria tersebut.

Sebagai contoh, berjubelnya stok gelandang serang setidaknya bisa menjadi salah satu solusi untuk mengakali keterbatasan striker lokal yang tengah tajam.

Hal itu bisa terlihat dari minimnya nama-nama lokal yang mampu menembus papan atas di daftar pencetak gol terbanyak TSC.

Bahkan hingga pekan ke- 11, Irsyad sanggup "merecoki" persaingan bomber-bomber asing. Patut diingat bahwa posisi asli Irsyad adalah gelandang serang, bukan striker.

Win-win Solution

Namun, di sisi lain, melimpahnya stok gelandang serang justru berpotensi menjadi "masalah" baru yang harus dihadapi Riedl, terutama jika terkait formula pelatnas yang bakal ditentukan dalam pertemuan antara PT GTS, PSSI, timnas, klub-klub ISC, dan sponsor (pertemuan ini berakhir di luar tenggat waktu cetak BOLA).

Pasalnya sebagian besar klub lebih condong ke opsi tiga pemain maksimal yang disetor ke timnas.

"Jika kebijakan itu yang dipakai tentu tak menguntungkan Riedl sebagai pelatih," ujar mantan pelatih timnas yang juga lama berkarier sebagai pemain dan pelatih di klub-klub Tanah Air, Jacksen F. Tiago.

"Tapi, jika menimbang situasi sepak bola Indonesia saat ini, bisa jadi kebijakan itu menjadi win-win solution bagi semua pihak," lanjutnya.

Jika kebijakan maksimal 2-3 pemain dari tiap klub ke timnas berlaku, bisa dipastikan pula bahwa skuat Riedl tak akan diisi sepenuhnya oleh pemain-pemain terbaik di negeri ini.

Pasalnya, tim-tim yang kerap mengandalkan potensi-potensi gelandang serang seperti Bhayangkara Surabaya United (BSU), Bali United, Persipura, PSM, dan Mitra Kukar, dan Borneo FC bakal lebih condong agar tak melepas semua gelandang kunci mereka ke timnas.

Dengan demikian, tim-tim tersebut juga tak merasa pincang saat tampil di ISC meski digelar bersamaan dengan pelatnas.

[video]https://video.kompas.com/e/5047474798001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P