Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bayern Muenchen memulai musim baru dengan pelatih baru pula, Carlo Ancelotti. Pengganti posisi Josep 'Pep' Guardiola itu diharapkan membawa sang penguasa Bundesliga meraih prestasi yang belum dipersembahkan Pep: Liga Champions.
Ancelotti (57) tiba di Bayern disertai pengharapan tinggi. Riwayat hidup mentereng dengan bekal juara Liga Champions (LC) 2002-2003 dan 2006-2007 bersama AC Milan merupakan alasannya.
Sang pelatih Italia butuh sedikit waktu untuk beradaptasi menerapkan filosofi baru di skuat Bayern guna meracik tim juara.
Baca Juga:
"Saya pikir, Bayern sudah memiliki skuat yang bagus. Mereka tidak akan berubah terlalu drastis pada awal kedatangan Ancelotti. Cepat atau lambat, filosofi tim dengan pelatih baru akan terintegrasi," kata legenda Bayern, Giovane Elber (43), dalam sesi wawancara pada sela-sela kegiatan Allianz Junior Football Camp Asia 2016 di Badung, Bali, Rabu (21/7/2016).
Elber memahami besarnya tekanan publik Bayern yang berharap Ancelotti mempersembahkan trofi Liga Champions.
"Meraih gelar liga dan piala domestik merupakan pekerjan rumah di Bayern, tapi yang terpenting adalah juara Liga Champions. Meski begitu, klub membutuhkan keberuntungan dan harus menjaga fokus untuk berbagai kompetisi dengan mental juara yang telah dimiliki," kata striker tajam era 1990-an dan 2000-an awal tersebut.
Di Bayern, menjuarai liga dan piala domestik sudah seperti kewajiban. Namun, Elber menilai prestasi domestik tidak datang secara mudah.
"Klub harus bekerja keras menjaga performa selalu di trek juara. Ambil contoh Wolfsburg, yang musim lalu melaju sampai perempat final Liga Champions, tapi terpuruk di liga. Jadi, tim harus menjaga kesimbangan fokus," ujar Elber.