Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Agger Ungkap Rahasia Tentang Hodgson dan Rodgers

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 21 Juli 2016 | 06:30 WIB
Bek Liverpool, Daniel Agger melakukan selebrasi setelah mencetak gol pembukaan saat pertandingan Premier League antara Liverpool dengan Southampton di Stadion Anfield, Inggris pada tanggal 1 Desember 2012 (ANDREW YATES/AFPPHOTO)

Mantan bek Liverpool, Daniel Agger, membuat pengakuan seputar kariernya bersama The Reds selama delapan tahun. Termasuk di dalamnya adalah pengalaman Agger bersama dua eks pelatih Liverpool, Roy Hodgson dan Brendan Rodgers.

Agger bekerja di bawah arahan Hodgson dari 2010 hingga 2011 dan dengan Rodgers pada periode 2012 hingga 2015. Setelah tidak lagi berseragam The Reds, Agger mengungkapkan unek-uneknya tentang kedua sosok tersebut.

"Saya kehilangan minat berlatih bersama Hodgson. Metodenya sungguh menyulitkan, karena setiap hari sistem latihannya selalu sama," kata Agger.

Sosok berusia 31 tahun tersebut memberi contoh salah satu latihan bersama sosok yang juga sempat melatih tim nasional Inggris tersebut.

"Saya dan Martin Skrtel sering berhadapan dengan delapan penyerang. Hal itu menyulitkan untuk kami dan tidak membantu progres para penyerang. Mereka hanya berjalan sedikit dan hal tersebut tidak membawa efek apa-apa," tutur Agger.

Cerita lain yang dituturkan Agger adalah perihal hubungannya dengan Brendan Rodgers. Pemain asal Denmark tersebut mengatakan bahwa relasinya dengan Rodgers tidak bagus.

Semua itu dimulai saat Liverpool bermain melawan Southampton pada 21 September 2013. Agger bertanggung jawab atas gol yang dicetak Dejan Lovren dan membuat Liverpool kalah 0-1.

"Rodgers tidak bicara kepada saya setelah laga. Saya sudah mengaku salah dan meminta maaf, tetapi seorang staf mengatakan permintaan maaf saya tidak perlu karena toh saat itu saya sebenarnya tidak fit," kata Agger.

Dia pun mulai merasakan perubahan pada Rodgers. Pelatih asal Irlandia Utara tersebut tidak lagi menjadikannya pilihan utama dan Agger mulai menangkap sinyal bahwa kehadirannya tidak diinginkan.

"Mungkin Rodgers menganggap Mamadou Sakho, Kolo Toure, dan Martin Skrtel lebih bagus. Jika itu masalahnya, saya tidak akan mempersoalkan. Liverpool lebih penting. Namun, saya berubah status dari wakil kapten menjadi pilihan keempat di posisi bek tengah," kata Agger.