Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

'Laga Madura United Vs PSM Sudah Diatur Mafia'

By Segaf Abdullah - Rabu, 20 Juli 2016 | 21:30 WIB
Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts saat jumpa pers seusai timnya dikalahkan tuan rumah Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (20/7/2016). (SUCI RAHAYU/JUARA.net)

Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts, melontarkan pernyataan mengejutkan. Pelatih berusia 61 tahun itu menganggap laga timnya kontra Madura United (MU), Rabu (20/7/2016), sudah diatur mafia.

Pada laga pekan ke-11 Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016 tersebut, PSM kalah telak 1-4 dari MU. Pada laga itu, memang sempat terjadi kontroversi saat bek Juku Eja, julukan PSM, Ardan Aras, dianggap wasit Dodi Setia Purnama menyentuh bola di kotak terlarang.

"Tidak ada pertandingan bagi saya tadi sore. Laga tadi hanya untuk mereka (MU), bukan untuk tim kami dan sudah dikendalikan oleh mafia," ucap Alberts, saat jumpa pers pasca-laga.

"Kini, lebih baik perangkat wasit di Indonesia harus bertaraf internasional, bisa dari AFC atau FIFA. Wasit Indonesia tidak pernah berubah."

Pelatih PSM, Robert Rene Alberts

Selanjutnya, Alberts menyoroti kinerja wasit. Bahkan, pelatih asal Belanda itu mengusulkan adanya perubahan mendasar untuk meningkatkan kualitas korps baju hitam di Indonesia.

"Wasit? Saya benar-benar tidak melihat dia memimpin dengan adil. Laga ini penuh kecurangan. Saya pikir sepak bola di sini bagus, ternyata sama saja dengan negara asia lainnya," kata Alberts.

"Kini, lebih baik perangkat wasit di Indonesia harus bertaraf internasional, bisa dari AFC atau FIFA. Wasit Indonesia tidak pernah berubah," ujarnya.

Baca juga:

Selain itu, Alberts mencoba tidak terlalu merisaukan hasil akhir laga tersebut. Soalnya, dia menganggap TSC bukan tujuan utama para pemain muda PSM.

"Hasil laga ini tidak begitu penting karena kami bermain di sebuah turnamen bukan kompetisi. Kasihan para pemain, mereka masih muda, masa depan yang cerah, dan giat berlatih," kata Alberts.

"Namun, semangat mereka dihancurkan dengan praktik-praktik sepak bola seperti ini," tuturnya.

[video]https://video.kompas.com/e/5038716687001_v1_pjuara[/video]