Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Premier League, Asosiasi Sepakbola Inggris (FA), dan English Football League (Divisi Dua, Tiga, dan Empat Liga Inggris) berusaha untuk mengatasi ketidakdisiplinan dalam permainan sepak bola dengan memperketat aturan.
Hal tersebut telah menjadi topik diskusi selama satu tahun belakangan dan sudah mendapatkan dukungan dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) dan Asosiasi Manajer Liga (LMA).
"Kami sedang mencari cara untuk membuat perubahan dalam menjaga perilaku peserta kami. Ini tentang pemain, manajer, dan wasit," kata Executive Chairman Premier League, Richard Scudamore.
"Semua akan dimulai dengan penerapan aturan permainan," ucapnya lagi.
Pria berusia 56 tahun ini ingin agar pihak liga dan seluruh klub bertemu sebelum musim kompetisi 2016-2017 dimulai.
"Pertandingan sepak bola seperti sarana pendidikan bagi pencintanya. Jadi, kami dan klub harus berkomitmen untuk tidak membiarkan ada ruang ekstra terhadap pelanggaran," ujar Scudamore.
"A new chapter has been written"#PL Executive Chairman Richard Scudamore on 15/16 season: https://t.co/3ptgKlq4pu pic.twitter.com/yfAmkbkXb0
— Premier League (@premierleague) July 20, 2016
"Jika perilaku peserta tidak membaik, maka akan ada lebih banyak kartu kuning dan merah dalam sebuah pertandingan," tuturnya lagi.
Chief Executive English Football League, Shaun Harvey, menyampaikan hal senada.
Baca Juga:
"Kami percaya inisiatif ini menunjukkan dukungan untuk ofisial pertandingan dan akan membantu melindungi serta meningkatkan citra kompetisi kami," ujar Harvey.
Chief Executive FA, Martin Glenn, ikut memberikan pandangannya.
"Ini sudah turun-temurun. Perilaku negatif harus dihilangkan. Kami punya tanggung jawab untuk mempromosikan permainan dalam arti yang lebih luas," kata Glenn.
Insiden striker Leicester City, Jamie Vardy, yang berteriak menyalahkan wasit Jonathan Moss usai dikartu merah pada April 2016 dan perkelahian dalam derbi Chelsea kontra Tottenham Hotspur pada Mei 2016 dinilai menjadi awal mula perlunya penegakan aturan.
Leicester's fairy tale season gets muddied by Jamie Vardy vs. Jon Moss. https://t.co/ZYdIdANe6G pic.twitter.com/LPYmeQPbZj
— ESPN FC (@ESPNFC) April 18, 2016
Tujuan utamanya adalah agar pemain, pelatih, manajer, dan seluruh pihak terkait dalam pertandingan dapat bekerja sama menghindari kontak fisik, berteriak melakukan caci maki, dan beragam perilaku tidak terpuji lain, yang dapat memberikan efek negatif terhadap penikmat sepak bola.
Jadi, bagaimana ketetapan baru tentang kartu merah?
Pelanggaran yang bisa menyebabkan pemain kartu kuning:
- Perilaku tidak sopan kepada ofisial pertandingan
- Respons agresif terhadap keputusan
- Melakukan konfrontasi dengan ofisial secara tatapan wajah langsung
- Berlari menuju seorang ofisial untuk memprotes keputusan
- Bahasa yang kasar, menghina atau melecehkan, dan/atau gerakan ofensif ke arah ofisial pertandingan
- Kontak fisik dengan ofisial pertandingan dengan cara tidak agresif
- Kartu kuning untuk setidaknya satu pemain ketika dua atau lebih pemain dari sebuah tim mengelilingi ofisial pertandingan.
Pelanggaran baru yang bisa menyebabkan pemain kartu merah:
- Jika seorang pemain melakukan konfrontasi kepada ofisial pertandingan dan menggunakan bahasa yang kasar, menghina atau melecehkan, dan/atau melakukan gerakan ke arah mereka
- Kontak fisik dengan ofisial pertandingan secara agresif atau konfrontatif