Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Para pebulu tangkis yang sedang menjalani karantina Olimpiade Rio 2016 di Kudus menyempatkan diri berkunjung ke Pabrik Djarum SKT BL 53.
Kunjungan ini merupakan program selingan setelah beberapa hari belakangan para atlet mendapat program latihan intensif.
Sebelum latihan di hari terakhir karantina, Hendra Setiawan, Linda Wenifanetri, Angga Pratama, Ricky Karanda Suwardi, Hanna Ramadini, dan rekan-rekannya mendatangi pabrik yang terletak di Kudus tersebut.
Tempat ini juga tempat bersejarah karena sebelum dijadikan pabrik lokasi di sini merupakan GOR bulutangkis Djarum yang pertama.
Keterampilan para pekerja membuat rokok kretek membuat Hendra cs terkagum-kagum. Di pabrik ini rokok dibuat secara manual, mulai dari proses pembungkusan tembakau hingga pengepakkan.
Kecepatan dan ketepatan harus dimiliki tiap pekerja untuk dapat memenuhi target kuota yang telah ditentukan.
"Saya belum pernah melihat langsung pembuatan rokok itu seperti apa, makanya saya mau datang kesini dan menyaksikan sendiri. Saya salut dengan para pekerja di pabrik karena mereka pergerakan tangannya cepat sekali," ujar Hendra.
Sementara itu, Linda juga terkesima saat menyaksikan pekerja yang bertugas menghitung 50 batang rokok hanya dengan meraba rokok-rokok tersebut, tanpa menghitungnya satu per satu.
"Tadi sempat saya uji dan hitung ulang hasil kemasan ibu pekerjanya. Ternyata memang tepat 50 batang, padahal hanya diraba-raba saja dan dibentuk seperti pola kemasannya. Bukan dihitung satu-satu, pekerjanya bisa benar-benar fokus dan cepat sekali," tutur Linda.
Para pebulu tangkis ini juga dibuat kagum saat tiba di bagian pengepakkan rokok. Sebelum mulai bekerja, para karyawan melakukan pemanasan bersama, kurang lebih sama seperti yang dilakukan para pebulu tangkis sebelum latihan atau bertanding.