Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Arsenal melakukan kunjungan ke Jakarta pada tahun 2013 lalu. Fredrik Ljungberg menjadi duta The Gunners - julukan Arsenal - yang bertanding melawan sejumlah pemain tim nasional Indonesia kala itu.
Sejak itu, Ljungberg belum pernah kembali lagi ke Jakarta. "Ya, itu beberapa tahun yang lalu," ujar Ljungberg dalam pertemuan pertama dengan Kompas.com, di Sydney, Rabu (13/7/2016).
Ljungberg mengaku sulit untuk menilai kualitas pemain hanya dalam pertemuan yang singkat. Hal itu menjadi jawaban saat dia ditanya soal penilaiannya terhadap kualitas pemain Indonesia.
Dia lalu mengatakan, bagi negara-negara Asia, termasuk Indonesia, hal terpenting yang harus dilakukan untuk memacu prestasi adalah mendapatkan pelatih bernama besar.
Menurut dia, pelatih bernama besar dapat membantu perkembangan sebuah tim menjadi lebih berkualitas. Selanjutnya, negara-negara itu mutlak melakukan pelatihan secara kontinu.
"Proses membentuk tim tidak bisa instan setahun dua tahun, harus dimulai sejak awal, mungkin lima enam tahun, berlanjut tanpa putus," sebut dia.
Tentang Indonesia, Ljungberg mengakui besarnya dukungan suporter di Tanah Air. "Luar biasa memang," kata dia mengenang.
Lalu, akankah Arsenal menyisipkan Jakarta sebagai salah satu tujuan tur Asia mereka, di samping jadwal pasti lawatan ke Sydney pada 2017 mendatang?
Ljungberg hanya tersenyum. Alice Larkworthy, Manajer Partner Services Arsenal, yang berdiri di samping Ljungberg yang memberikan jawaban.
"Kami tidak memilih Jakarta, karena memang kami belum lama datang ke sana. Memang dukungan di sana besar sekali, ya tapi siapa tahu Arsenal pun akan ke sana," kata Larkworthy