Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Transfer La Liga, Ramai di Level Manajerial

By Jumat, 15 Juli 2016 | 06:51 WIB
Jorge Sampaoli saat diperkenalkan secara resmi sebagai pelatih baru Sevilla CF di Ramon Sanchez Pizjuan, 3 Juli 2016. (CRISTINA QUICLER/AFP)

Kedatangan sejumlah pelatih tenar di Premier League 2016-2017 seolah menyihir publik sepak bola dunia. Karena itu, sangat bisa dimaklumi apabila warga Bumi tak menyadari La Liga musim mendatang juga bakal menyambut hadirnya para peracik strategi papan atas.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Jika dikomparasikan, memang parade pelatih anyar yang singgah di La Liga 2016-17 tak mengantongi nama besar layaknya Jose Mourinho yang akan membesut Manchester United, Pep Guardiola yang akan menukangi Manchester City, atau Antonio Conte yang bakal melatih Chelsea.

Kendati demikian, rasanya keliru jika kita memandang remeh akuisisi beberapa arsitek.

Mereka di antaranya Jorge Sampaoli yang direkrut Sevilla, Juande Ramos yang digiring Malaga, Gustavo Poyet yang diambil Real Betis, Quique Sanchez Flores yang dicomot Espanyol, hingga Mauricio Pellegrino yang diangkut Alaves.

Baca Juga:

Di musim panas tahun lalu, Sampaoli menjadi individu pertama dalam sejarah yang sukses menghadirkan gelar Copa America bagi Cile.

Sebelum direkrut Tottenham Hotspur, Ramos telah mencuri atensi luas berkat kiprah apiknya bersama Sevilla.

Sementara itu, Quique malang melintang di sejumlah klub Matador seperti Valencia, Atletico Madrid, dan Getafe. Pellegrino mungkin ingin melupakan masa sulit saat memimpin armada Mestalla.

Namun, modal melatih Estudiantes dan Independiente di tanah kelahirannya, Argentina, memberi harapan cerah guna duduk di kursi entrenador klub promosi Alaves.

Begitu pula dengan Poyet yang mengantar AEK Athena duduk di posisi keempat Superleague Yunani. Secara overall, ada tujuh pelatih anyar di La Liga 2016-2017.

Selain lima nama di atas, ada Gaizka Garitano yang mengambil alih tongkat estafet Deportivo La Coruna dari Victor Sanchez.

Ada juga Paco Jemez yang kini memegang kendali Granada, setelah melepas pos serupa di Rayo Vallecano.

“Kuncinya adalah bagaimana kita bisa memulai musim dengan baik. Kenyataannya memang tak semudah itu. Namun, saya merasa yakin karena kini ada sosok Juande Ramos. Klub telah bergerak dengan baik dan sekarang saatnya para pemain membayar kepercayaan itu,” ungkap Sergio Duda, kapten tim, seperti dilansir La Opinion de Malaga.

Bagi Ramos, ini menjadi termin kedua dirinya berlabuh di La Rosaleda. Pada musim 2003-2004, pria yang terakhir kali menjabat pelatih Dnipro Dnipropetrovsk ini sempat mengasuh Salva Ballesta dkk.

Los Boquerones dibawa menutup musim di peringkat 10. Trayek itu dianggap apik dan kemudian membawanya ke Sevilla.

[video]https://video.kompas.com/e/5035290869001_v1_pjuara[/video]

Trio Raksasa

Jika pergerakan cepat menghiasi sektor manajerial, tak begitu dengan lalu lintas pemain.

Dari lima tim yang secara berurutan menduduki peringkat pertama hingga kelima di klasemen Primera Division, Barcelona, Real Madrid, Atletico, Villarreal, dan Sevilla, praktis belum ada yang menunjukkan aktivitas tinggi di bursa altas bajas.

Barca meminang Samuel Umtiti dari Olympique Lyon dengan banderol 25 juta euro dan membeli kembali Denis Suarez dari Villarreal dengan harga 3,5 juta euro.

Sementara itu, Madrid juga mengambil opsi buy-back serupa Suarez, tatkala  menjemput pulang Alvaro Morata dari Juventus dengan biaya 32 juta euro.


Penyerang timnas Spanyol, Alvaro Morata, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Turki dalam pertandingan Grup D Piala Eropa 2016 di Stadion Allianz Riviera, Nice, Prancis, 17 Juni 2016.(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Mungkin Atleti yang paling aktif berbelanja. Pembeliannya bahkan meliputi seluruh lini.

Dimulai kiper Axel Werner (Atletico Rafaela), bek Sime Vrsaljko (Sassuolo, 16 juta), gelandang Diogo Jota (Pacos Ferreira, 7 juta), hingga gelandang serang Nicolas Gaitan (Benfica, 25 juta).

“Kami telah menciptakan sebuah tim yang sangat kuat. Tak mudah untuk tampil lebih baik dari Atletico karena kami selalu bermain sebagai satu kesatuan utuh. Mungkin hanya Barcelona, Madrid, dan Bayern Muenchen yang bisa lebih baik dari Atleti. Kami selalu mencoba untuk terus tampil lebih baik,” papar Diego Simeone, entrenador Atleti.

Sejauh ini belum ada pilar utama Los Colchoneros yang pergi meninggalkan Vicente Calderon. Artinya, masuknya Gaitan dan Vrsaljko bakal membuat pasukan El Cholo lebih kuat dibandingkan musim lalu.

“Targetnya adalah melampaui kiprah musim lalu. Saya tahu apa yang dibutuhkan Atleti, maka kami mendatangkan pemain-pemain ini,” timpal Enrique Cerezo, presiden klub.

Akuisisi Gaitan memberi opsi tambahan di sektor penggedor yang kurang optimal sepanjang musim lalu.

Bayangkan, dari total 38 jornada, Atleti hanya bisa mengemas 63 gol, berselisih lebih dari 50 gol dari yang dikoleksi Barca (112 gol) maupun Madrid (110 gol).

Barca, di sisi lain, bermaksud memperkuat lini belakang mereka dengan merekrut Umtiti. Fakta bahwa duet bek tengah kerap terganggu cedera pada Gerard Pique dan Javier Mascherano memberi alternatif solusi bagi Luis Enrique untuk melapis keduanya.

Aksi di Piala Eropa 2016 membuktikan bahwa bek muda Prancis ini mampu bermain di level tertinggi.

Kini tiba waktu bagi Umtiti untuk memberi penegasan bahwa dirinya datang ke Camp Nou bukan untuk menjadi Dmytro Chygrynskiy atau Thomas Vermaelen, yang gagal memenuhi ekspektasi publik.

[video]https://video.kompas.com/e/5034604896001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P