Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Evaluasi Tim Bulu Tangkis Junior Indonesia

By Delia Mustikasari - Selasa, 12 Juli 2016 | 15:35 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri nasional, Gregoria Mariska, bersiap melakukan servis ketika tampil di partai ketiga babak perempat final Kejuaraan Junior Asia menghadapi Korea Selatan di CPB Badminton Traininng Center, Senin (11/7/2016). (BADMINTON INDONESIA)

Perjalanan tim bulu tangkis Indonesia di pertandingan beregu campuranKejuaraan Junior Indonesia 2016 terhenti pada babak perempat final. Indonesia kalah dari Korea Selatan dengan 1-3.

Hasil ini meleset dari target awal yang sudah ditentukan. Sebelumnya tim beregu merah putih ditargetkan bisa mencapai babak final. Hal ini diakui Manajer tim Indonesia, Fung Permadi, menjadi evaluasi jelang pertandingan perorangan pada 13-17 Juli.

"Dilihat dari target memang kami tidak bisa mencapai hal itu. Ini menjadi tanggung jawab saya, tetapi saya lihat para atlet juga sudah berusaha semaksimal mungkin. Dari susunan tim pun, ini sudah merupakan komposisi terbaik yang bisa diturunkan," kata Fung.

"Kita sebenarnya mengharapkan poin pertama dari nomor ganda campuran, tetapi penampilan mereka tidak seperti yang diharapkan. Kami kalah dari sisi bagaimana seorang atlet bisa mengeluarkan penampilan terbaiknya," ucap Fung.

Menurut Fung, para pemain Korea lebih bisa mengeluarkan hal tersebut karena standar latihan dan pertandingan pasti berbeda.

"Saat pertandingan beregu pasti ada tekanan harus menang, tekanan bahwa ini pertandingan beregu dan kekalahan bisa memengaruhi kondisi tim. Itu menjadi tekanan sendiri. Di sinilah mental para atlet diuji," ujar Fung.

Senada dengan Fung, Chef de Mission tim Indonesia, Achmad Budiharto, mengevaluasi beberapa poin dari penampilan Garuda Muda yakni pemain Indonesia harus banyak belajar lagi untuk tampil lebih percaya diri dan gigih dalam bertanding.

"Di awal sebetulnya tim kita agak menjanjikan, namun dalam perjalanannya dikatakan agak kurang beruntung. Sebenarnya peluang menang melawan Korea itu terbuka. Menurut kacamata saya anak-anak kurang menunjukkan kegigihannya dan terlalu mudah kehilangan poin," tutur Budiharto.

"Yang kedua, bahasa tubuh mereka itu belum bisa menunjukkan kalau mereka itu percaya diri dan hal ini yang harus dibenahi juga. Bagaimanapun inilah pertandingan, ada yang kalah dan ada yang menang. Yang penting, setelah ini mereka harus menyiapkan diri pada nomor perorangan," kata Budiharto.

Budiharto berharap pada pertandingan perorangan nanti, para atlet muda yang turun bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.