Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Indonesia akan berlaga di Piala AFF 2016 pada November. Bagaimana melihat peluang Tim Merah-Putih?
Sebenarnya, jika kita berbicara jujur, sangat berat bila pelatih saat ini dibebankan target berprestasi.
Kita harus mengingat bahwa tidak ada kompetisi berkualitas di Indonesia selama 2-3 tahun terakhir. Dari mana pelatih mencari pemain bagi timnya?
Selain itu, krisis kepemimpinan di petinggi sepak bola Indonesia juga bisa berpengaruh. Bagaimana mungkin pemain bisa mencapai peak performance untuk bertanding di level internasional dengan latar belakang demikian?
Target prestasi tidak adil bagi Alfred Riedl sebagai pelatih. Semestinya, target kita saat ini adalah membentuk kekuatan baru untuk masa depan.
Artinya, peluang timnas di Piala AFF sangat kecil?
Kalau bicara logika, mustahil untuk berprestasi di Piala AFF. Negara lain lebih unggul dan punya segala sesuatu untuk bisa berprestasi. Sementara kita, punya apa?
Jangankan 11, menyebut 4 pemain terbaik Indonesia saat ini saja kita agak sulit. Tetapi, keajaiban bukannya tak mungkin terjadi.
Dalam pandangan Anda, apa yang semestinya dilakukan untuk mengakselerasi kualitas sepak bola Indonesia?
Saya rasa pemerintah dan PSSI sudah cukup baik dengan bersatu dan meminggirkan perselisihan hingga kemudian sanksi FIFA bisa dicabut.
Indonesia sudah ada di jalur yang tepat. Tentu kita berharap kondisi ke depan bisa lebih baik. Banyak hal yang harus dilakukan, mulai dari hal paling mendasar seperti infrastruktur berupa lapangan yang masih harus diperbaiki.
Kita juga bisa melihat ke negara lain seperti Malaysia di mana sekolah dilibatkan dalam pembinaan pemain. Kita juga bisa melakukan hal seperti ini, katakanlah dengan mengupayakan agar sepak bola masuk dalam kurikulum pendidikan. Hal ini bisa dilakukan kok.