Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Federer Senang Akan Menjadi Bagian dari Sejarah Marcus Willis

By Diya Farida Purnawangsuni - Selasa, 28 Juni 2016 | 16:03 WIB
Petenis Swiss, Roger Federer, berupaya mengembalikan bola pukulan lawannya, Guido Pella (Argentina), pada laga babak pertama turnamen Grand Slam Wimbledon di Centre Court, The All England Lawn Tennis Club, Wimbledon, London, 27 Juni 2016. (ADRIAN DENNIS/AFP PHOTO)

Pemilik tujuh gelar juara Wimbledon, Roger Federer, mengaku senang akan menjadi bagian dari sejarah petenis Inggris, Marcus Willis, pada turnamen Wimbledon 2016 yang digelar di The All England Lawn Tennis Club, 27 Juni-10 Juli.

Willis, yang merupakan petenis kualifikasi dan berperingkat 772 dunia, dijadwalkan bertanding melawan Federer pada babak kedua, Rabu (30/6/2016).

Willis lolos ke babak kedua setelah mencatat kemenangan pertamanya di The All England Lawn Tennis Club, Senin (27/6/2016), dengan mengalahkan Ricardas Berankis (Lithuania), 6-3, 6-3, 6-4.

"Saya pikir ini adalah salah satu cerita terbaik dalam jangka waktu yang lama dalam olahraga kami, selain (Novak) Djokovic memenangi Grand Slam, Rafa (Nadal) melakukan comeback bagus, dan (Andy) Murray bermain hebat," kata Federer yang dilansir situs resmi Wimbledon, Selasa (28/6/2016).

"Ini adalah jenis cerita yang dibutuhkan dalam olahraga kami. Saya pikir ini adalah cerita yang sangat hebat. Saya sangat bersemangat akan bertanding melawan Willis. Ini bukanlah hal yang sering saya dapatkan. Saya menantikan pertandingan itu," kata Federer.

Federer melaju ke babak kedua Wimbledon setelah menang straight set atas Guido Pella (Argentina), 7-6(5), 7-6(3), 6-3. Bagi Federer, kemenangan tersebut menjadi yang ke-80 pada ajang Wimbledon.


Petenis Inggris, Marcus Willis, merayakan kemenangan pertamanya pada turnamen Grand Slam Wimbledon 2016 dengan memeluk erat ibunya. Willis maju ke babak kedua setelah mengalahkan Ricardas Beranksi (Lithuania), 6-3, 6-3, 6-4, di Court 17 The All England Lawn Tennis Club, Wimbledon, London, 27 Juni 2016. (JOEL MARKLUND/AELTC/WIMBLEDON.COM)

Di sisi lain, kemenangan pertama Willis menjadi hasil terbaik dari pertaruhan kariernya.

Satu pekan sebelum turnamen Wimbledon digelar, petenis 25 tahun itu berpikir mundur dan pindah ke Philadelphia untuk memulai hidup baru sebagai pelatih tenis. Berkat dukungan keluarga, teman, dan sang kekasih, Willis kemudian mengubah pikirannya.

Kini, Willis mengatongi satu kemenangan pada Wimbledon dan akan bertanding melawan salah satu petenis terbaik sepanjang masa, Federer.