Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Empat kali mentas di final turnamen besar, empat kali pula Lionel Messi (29) gagal membantu Argentina finis dengan raihan gelar.
Secara berturut-turut, Messi tampil pada laga puncak Copa America 2007, 2015 dan 2016, serta Piala Dunia 2014.
Seluruhnya hanya berujung status runner-up buat Argentina. Sejak melakoni debut untuk timnas senior pada 17 Agustus 2005 sampai memutuskan pensiun, Messi pun tak pernah mencicipi gelar dalam turnamen akbar level internasional.
Baca Juga:
Prestasi terbaik Messi saat berseragam putih-biru Argentina sebatas raihan Medali Emas Olimpiade 2008 bersama tim U-23.
Megabintang FC Barcelona itu pun menjadi anggota terbaru 'kelompok istimewa' yang berisi para pemain terbaik tanpa gelar bergengsi buat negaranya. Di luar El Messiah, berikut 9 orang lainnya.
1. Johan Cruyff (Belanda)
Unusual fact about Johan Cruyff:https://t.co/mDHUIsiAP5#JohanCruyff pic.twitter.com/AHQ03C9z1D
— Football Daft (@footballdaft365) April 24, 2016
Memang sulit dipercaya legenda sepak bola dunia sekelas Johan Cruyff tak mewariskan gelar buat Belanda.
Eks playmaker elegan yang meninggal dunia pada 24 Maret 2016 itu beberapa kali nyaris mengangkat trofi akbar.
Cruyff dan Belanda kalah dalam dua final Piala Dunia secara berturut-turut, yakni pada 1974 dan 1978. Di ajang Piala Eropa, prestasi terbaiknya hanya peringkat ketiga edisi 1976.
Saat Belanda akhirnya menjuarai Piala Eropa 1988, Cruyff sudah beralih fungsi menjadi pelatih.
2. Zico (Brasil)
Matthew 19:14. Let the children come to Zico #brazil #brasil #flamengo #udinese pic.twitter.com/9gimCmgR9S
— MotherSoccer (@MotherSoccerNL) December 17, 2015
Pria bernama lengkap Arthur Antunes Coimbra ini bisa dibilang pemain terbaik Brasil setelah generasi Pele.
Hanya, Si Pele Putih tidak berarti melakoni perjalanan karier sesukses pendahulunya tersebut.
Zico sangat tajam dengan catatan 66 gol dalam 88 partai di timnas, tapi prestasi terbaiknya sebatas membantu Selecao finis di peringkat ketiga Piala Dunia 1978.
3. Raul Gonzalez (Spanyol)
Raul adalah salah satu produk terbaik yang pernah dihasilkan sepak bola Spanyol. Mantan penyerang subur Real Madrid itu sempat menjadi top scorer La Roja dengan koleksi 44 gol sebelum dilewati David Villa (53 gol).
Sangat disayangkan, masa edar Raul terjadi sebelum Spanyol membuka tirai keemasan lewat generasi Iker Casillas cs.
Dia melakoni laga terakhirnya di timnas pada 6 September 2006 atau dua tahun sebelum Spanyol memenangi Piala Eropa perdana mereka sejak 1964!
4. Ferenc Puskas (Hungaria)
Pele and the Major #Puskas pic.twitter.com/pkQ4KaSupu
— John Ludden (@Johnludds) June 18, 2016
Pada era 1950-an, timnas Hungaria meroket sebagai tim paling ditakuti di dunia. Tim berjulukan Magical Magyars kala itu mencatat rekor tak terkalahkan selama 4 tahun.
Komandan Magyars yang legendaris itu adalah Ferenc Puskas, sang monster di lini depan. Secara luar biasa, Puskas mengemas 84 gol dalam 85 partai buat negaranya!
Hanya, Puskas dan Hungaria juga dikenal sebagai tim tangguh tanpa gelar. Prestasi terbaiknya cuma mencapai final Piala Dunia 1954.
5. George Best (Irlandia Utara)
George Best and Derek Dougan of Northern Ireland pic.twitter.com/gcZ9JYWgxQ
— The League Magazine (@Theleaguemag) February 5, 2015
Best termasuk salah satu pesepak bola paling bertalenta pada zamannya. Pria kelahiran 22 Mei 1946 itu menjuarai Piala Champions 1968 bersama Manchester United.
Akan tetapi, takdir pelik baginya ialah tampil memperkuat negara kurcaci seperti Irlandia Utara.
Best tak memenangi trofi karena Irlandia Utara tak sekali pun lolos ke turnamen akbar selama karier eks gelandang serang yang meninggal pada 2005 itu.
6. Eusebio (Portugal)
#OnThisDay in 1942
— FIFA.com (@FIFAcom) January 25, 2015
Eusebio was born. Portugal, Benfica legend scored 9 goals at 1966 #worldcuphttps://t.co/e4tS4UYwoL pic.twitter.com/f99nmQsLCT
Eusebio termasuk salah satu pemain terbaik di Planet Bumi setelah pergelaran Piala Dunia 1966. Pada turnamen itu, dia bak seorang diri membawa Portugal finis di peringkat ketiga.
Itulah satu-satunya kesempatan Eusebio yang terdekat dengan gelar juara di level internasional. Untung bagi sang mantan bintang, kariernya dihiasi gelontoran titel bersama klub Benfica.
Eusebio membantu klubnya memenangi 11 gelar liga dan trofi Piala Champions 1961-1962.
7. Paolo Maldini (Italia)
Paolo Maldini, Italy 1998#VivoAzzurro pic.twitter.com/ee3KYefK47
— Classic Calcio (@ClassicCalcio) November 16, 2014
Ya, sosok yang dimaksud ini ialah Maldini yang juga legenda hidup AC Milan.
Fakta bahwa dirinya tidak sekali pun mencicipi gelar untuk timnas mungkin sulit diterima mengingat statusnya sebagai salah satu bek terbaik yang pernah lahir di dunia sepak bola.
Kesempatan terdekat Maldini mencium trofi ialah saat Italia dikalahkan Brasil pada final Piala Dunia 1994.
8. Uwe Seeler (Jerman Barat)
Happy birthday Uwe Seeler! Germany (@DFB_Team_EN) & @HSV legend turns 78 today #GERhttps://t.co/nyO8BKsZPk pic.twitter.com/PzvaDe5MH5
— FIFA.com (@FIFAcom) November 5, 2014
Monster gol Jerman Barat pada 1954-1970 ini menggelontorkan 43 gol hanya dalam 72 partai di timnas dalam karier yang terbentang 16 tahun.
Sangat disayangkan, prestasi terbaiknya sekadar mencapai final Piala Dunia 1966. Jerman justru memborong gelar Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974 setelah Seeler pensiun.
9. Cristiano Ronaldo (Portugal)
Setidaknya sampai akhir bulan ini, Messi punya 'teman' masa kini soal kegagalan merasakan gelar di level timnas. Dialah sang rival berkaliber setara, Cristiano Ronaldo (31).
Kesempatan terdekat CR7 meraih titel dengan berseragam Portugal muncul pada final Piala Eropa 2004 di negeri sendiri.
Portugal kalah secara mengejutkan dengan skor 0-1 dari Yunani. Kala itu, Ronaldo masih berstatus pemain muda yang baru mekar.
Setelah berkembang menjadi bintang utama, jagoan Real Madrid itu memikul beban untuk mengantar Portugal memenangi trofi pada Piala Eropa 2016. Kalau sukses, CR7 baru boleh dikeluarkan dari kelompok ini!