Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Media olahraga Indonesia, BOLA, menggelar forum diskusi "Potensi Emas Bulu Tangkis di Olimpiade Rio 2016" di Kantor BOLA, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (23/6/2016).
Pada acara tersebut, BOLA mengundang para narasumber kompeten pada bidangnya, yakni Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto, Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto, Kepala Sub Bidang Pelatnas PP PBSI Ricky Soebagdja, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky, sebagai pembicara.
Mereka membicarakan berbagai hal seputar partisipasi Merah Putih di Rio 2016, dimulai dari jumlah 10 atlet yang berhak tampil di Brasil.
"Sebetulnya jumlah 10 atlet yang lolos di bawah target kami. Semula kami menargetkan minimal 12 orang lolos, tetapi meleset pada nomor ganda putra," tutur Budiharto, saat membuka forum diskusi.
"Untuk persiapan, PBSI sudah memulai pada November 2015, termasuk lokasi training camp di Sao Paulo, Brasil, untuk aklimatisasi (penyesuaian iklim) tim," katanya menambahkan.
Selain memaparkan persiapan tim bulu tangkis pada Olimpiade Rio, PBSI juga membagi perhitungan peluang meraih medali emas.
"Menurut saya, peluang memenangi medali emas terbaik tetap ada pada nomor ganda putra karena lawan (Mohammad) Ahsan/Hendra (Setiawan) yang paling berat hanya Fu Haifeng/Zhang Nan. Selebihnya, pemain-pemain yang bisa mengalahkan Ahsan/Hendra tidak ikut Olimpiade Rio," ujar Rexy.
Lebih lanjut Rexy mengatakan, setelah Ahsan/Hendra, peluang terbaik Indonesia dalam menjaga tradisi emas ialah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sejak meraih medali emas pertama pada Olimpiade Barcelona 1992 melalui Susy Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra), Indonesia nyaris selalu membawa pulang medali emas Olimpiade ke Tanah Air.
Pada Olimpiade Atlanta 1996, pasangan ganda putra Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky tampil sebagai pahlawan Indonesia.
Tradisi emas bulu tangkis kemudian berlanjut pada Olimpiade Sydney 2000. Kala itu, pasangan ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya menjadi yang terbaik.
Indonesia kembali meraih medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Athena 2004, lewat pemain tunggal putra Taufik Hidayat.
Baca Juga:
Pada Olimpiade Beijing 2008, giliran pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan yang menyumbang medali emas bagi Indonesia.
Bulu tangkis Indonesia baru gagal meraih medali emas pada Olimpiade London 2012.
Empat tahun lalu, pencapaian terbaik Indonesia dicatat pasangan ganda campuran Tontowi/Liliyana yang melangkah sampai babak semifinal.
"Kalimat 'Tradisi Emas' kadang menjadi beban yang sangat berat bagi pemain. Kuncinya adalah kepercayaan diri dan ada keinginan dari dalam diri sendiri tanpa disuruh siapa-siapa," kata Ricky.
Tim bulu tangkis Indonesia akan menjalani persiapan terakhir dengan melakoni karantina selama satu pekan di Kudus, 11-17 Juli mendatang. Setelahnya, skuat Merah Putih akan kembali ke pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, untuk fine tuning.
Pada 27 Juli 2016, tim bulu tangkis Indonesia dijadwalkan berangkat ke Sao Paulo, Brasil, untuk mengikuti training camp terakhir sebelum masuk ke athlete village di Rio de Janeiro pada 7 Agustus.