Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selain mempersiapkan timnas untuk dikirim ke Piala AFF 2016 di Myanmar-Filipina, 19 November-17 Desember, PSSI mulai sibuk mengurusi hal-hal nonteknis. Salah satunya soal apparel timnas yang akan dikenakan di ajang dua tahunan Asia Tenggara itu.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Sejak memulai perjalanan di Piala AFF pada 1996, tercatat tiga merek apparel digunakan Tim Merah-Putih.
Pada 1996, Kurniawan Dwi Yulianto dkk. berseragam produk Diadora dengan paduan warna merah dan putih serta ditunjang logo Garuda yang mencolok di bagian kiri.
Berlanjut ke Piala AFF 1998, Tim Garuda beralih ke produk apparel asal Jerman, Adidas. Tak berbeda jauh dari edisi sebelumnya, Aji Santoso cs. tetap tampil dengan desain simpel merah dan putih.
Pada pergelaran 2000 dan 2002, Indonesia menjalin kerja sama dengan Nike sebelum kembali ke Adidas lagi pada Piala AFF 2004.
Sejak edisi 2007 hingga 2014, timnas setia memakai Nike. Pada era itu, desain jersey timnas mulai mengikuti perkembangan zaman.
Model bodyfit atau pas badan yang diterapkan Nike membuat Marcus Horison cs. terlihat lebih modis.
Tak hanya itu, kostum timnas mulai kental dengan ornamen warna hijau.
Saat menjalin kerja sama tersebut sejak 2007, PSSI-Nike langsung menekan kontrak berdurasi lima tahun dengan opsi perpanjangan lima tahun juga.
Jadi, pada 2016 ini durasi kontrak tersebut semestinya telah berakhir.
Kini, publik sedang menanti apakah Nike tetap dipercaya timnas atau tidak. "
Semua masih dalam proses komunikasi," kata Direktur Pemasaran PSSI, Edhi Prasetyo.
Menurut Edhi, sebenarnya sudah banyak tawaran dari merek-merek lokal yang bersedia mendukung timnas.
Memercayai produk lokal disebut bisa dicoba, layaknya Thailand yang menggunakan apparel asal negaranya, Grand Sport.