Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Luis Suarez mungkin fenomenal bagi Barcelona di musim 2015/2016. Penyerang berusia 29 tahun itu sukses menjuarai Liga Spanyol dan Copa del Rey serta menjadi pemain tersubur di liga karena 40 golnya. Namun, di timnas ia malah jadi barang rongsokan.
Penulis: Dedi Rinaldi
Dari catatan gemilang di Barcelona tersebut, tidak aneh apabila Suarez sempat diramalkan bakal jadi pahlawan Uruguay di ajang Copa America Centenario 2016.
Namun, kenyataannya jauh berbeda.
Cedera hamstring kaki kanan yang menderanya ketika bentrok dengan Sevilla di final Copa del Rey pada Mei 2016 membuat Suarez mengalami kenangan menyakitkan.
Meski masih dalam masa pemulihan, Suarez tetap dibawa pelatih Oscar Tabarez.
Tabarez masih yakin Suarez bisa main di babak gugur. Hanya, niat tersebut batal terjadi. Suarez tidak sempat merumput lantaran Uruguay harus angkat kaki lebih cepat.
Uruguay gagal melewati penyisihan Grup C karena terdampar di posisi tiga. Juara Copa America empat kali ini tersisih lantaran menelan dua kekalahan, dihabisi Meksiko 1-3 dan Venezuela 0-1.
Kemenangan 3-0 atas Jamaika pada partai penutup menjadi tak berarti. Selama penyisihan Grup C, Suarez belum pernah merumput sedetik pun. Padahal, kondisinya sudah bugar dan berharap bisa hadir di perempat final. Tapi, impian itu harus dikuburnya.