Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Miralem Pjanic resmi menjadi pemain pertama yang "dikorbankan" AS Roma untuk hijrah ke tim baru musim depan. Namun, justru nama Raja Nainggolan yang ternyata lebih laris di pasaran.
Penulis: Martinus Bangun
Semenjak awal hingga tengah pekan ini, sebagian media-media di Italia mulai ramai menyiarkan kabar proses bergabungnya Miralem Pjanic ke Juventus.
Gelandang serang asal Bosnia itu telah menjalani sesi tes kesehatan bersama skuat Si Nyonya Tua, Senin (15/6/2016) waktu setempat.
Menurut La Gazzetta dello Sport, proses pelepasan Pjanic tersebut cukup berkaitan dengan upaya manajemen Roma agar tidak terganjal kebijakan Financial Fairplay di musim mendatang.
[video]https://video.kompas.com/e/4885288003001_ackom_pballball[/video]
Atas dasar itu pula, beberapa penggawa Roma lainnya juga dikabarkan bakal angkat kaki dari Olimpico, semisal Antonio Rudiger dan Kostas Manolas.
Yang menarik, kubu Roma sempat disebut tak rela melepas Pjanic ke tim rival mereka tersebut.
"Mari kita luruskan soal hal ini. Dalam dunia normal, tak mungkin ada seorang direktur klub yang sampai meluangkan waktu untuk sesi interview hanya demi menanggapi isu murahan," ujar General Manager Roma, Mauro Baldissoni, seperti dilansir The Guardian.
Kubu Juve juga turut memberikan konfirmasi agar kabar tak sedap itu berhenti berhembus.
"Transfer ini sesuai dengan kemauan besar Pjanic sendiri dan seluruh pihak telah mencapai kata sepakat," kata Direktur Juventus, Beppe Marotta.
Diajak ke Chelsea
Kondisi yang bakal dihadapi gelandang Roma lainnya, Radja Nainggolan, terbilang agak kontras ketimbang yang dialami Pjanic.
Belakangan ini, nama Nainggolan lebih laris di bursa transfer ketimbang Pjanic.
Hal itu juga tampak dari maraknya pemberitaan soal isu transfer pemain berdarah Batak tersebut.
Chelsea disebut-sebut sebagai salah satu klub yang bakal menjadi tujuan Nainggolan berikutnya. Hal itu juga sudah diutarakan gelandang The Blues asal Belgia, yang juga rekan setim Nainggolan di tim nasional, Eden Hazard.
"Saya dan Thibaut (Courtois) tentu akan sangat senang jika ia (Nainggolan) bergabung ke Chelsea musim depan. Saya kira, ia merupakan salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini," ujar Hazard di sela-sela Prancis 2016.
Selain upaya pendekatan yang dilakukan Hazard dan Courtois, Nainggolan juga harus pintar-pintar dalam merespons ajakan pelatih Italia di Piala Eropa 2016, Antonio Conte.
Begitu Prancis 2016 rampung digelar, Conte bakal langsung beralih tanggung jawab menjadi pelatih Chelsea. Apalagi sebelumnya, hubungan antara Nainggolan dan Conte juga sudah terjalin hangat semenjak Conte masih melatih Juventus.
"Ia sudah sangat menginginkan saya sejak ketika ia masih melatih Juventus. Ketika itu saya sudah utarakan bahwa saya tak akan meninggalkan Roma hanya demi pindah ke Juve," ujar Nainggolan.
Baca Juga:
Di Piala Eropa 2016, Conte punya peluang untuk kembali menggoda Nainggolan. Pasalnya timnas Italia asuhan Conte berada satu grup dengan Belgia.
Bahkan Conte dikabarkan sampai menginstruksikan salah satu asistennya, Mauro Sandreani, untuk memantau permainan Nainggolan saat bersua Azzurri, Senin (13/6) lalu.
Namun, hingga setelah laga Italia kontra Belgia rampung digelar, tak banyak kabar baru yang keluar dari mulut Nainggolan, Hazard, atau pun Conte.
"Saya menyadari bahwa Chelsea merupakan sebuah klub besar. Namun, untuk saat ini, pikiran saya belum tertuju ke sana dan ingin lebih fokus bersama Belgia di Prancis 2016," ujar Nainggolan.
Pemain berambut mohawk itu juga mengaku masih berat untuk meninggalkan Italia, terlebih setelah mengecap karier selama sekitar 12 tahun di Negeri Piza tersebut.
Penolakan halus Nainggolan tersebut juga sejalan dengan upaya manajemen Roma dalam menahan kepergian si pemain. Salah satunya dengan menaikkan harga jual Nainggolan yang kini telah bernilai 32 juta euro (sekitar 480 miliar rupiah).
[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4946186892001&preload=none[/video]