Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sanksi ke Pemain Semen Padang Turun, Sebelum Mereka 'Diadili'

By Yosrizal - Kamis, 16 Juni 2016 | 19:55 WIB
Kiper Semen Padang, Jandia Eka Putra dalam laga timnya kontra Persija di SUGBK pada 8 Mei 2016. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.net)

BANJARMASIN, JUARA.net – Semen Padang nilai keputusan Komisi Disiplin (Komdis) TSC aneh karena sanksi turun sebelum si pemain dimintai keterangan. Semua terkait hukuman tak boleh bermain selama enam bulan untuk duo pemain Semen Padang, kiper Jandia Eka Putra dan striker Christovel Sibi.

Selain hukuman larangan main, Jandia Eka Putra dan Christovel Sibi juga didenda masing-masing Rp 50 juta. Sanksi itu dinilai Asisten Pelatih Semen Padang, Weliansyah sebagai keputusan prematur.

Menurut mantan bek Semen Padang itu, seharusnya operator beserta Komdis TSC memanggil dulu kedua pemain. Lalu, Jandia dan Sibi dimintai keterangan perihal kronologis kejadian.

”Kejadian yang menyebabkan kedua pemain ini menerima sanksi, semuanya berawal dari keputusan wasit yang sangat tak adil."

Asisten Pelatih Semen Padang, Weliansyah

Lalu Weli mengatakan, setelah pemanggilan ada keputusan hukuman buat mereka. Sedangkan dalam kasus ini, sanski sudah jatuh, tetapi keduanya baru dipanggil pada Kamis (16/2016).

”Keputusan atas hukuman ini sangat aneh. Mestinya, Komdis menyidang dulu kedua pemain yang akan dihukum, baru ada keputusan hukumannya,” kata Weli.

”Ini malah terbalik. Mereka dapat hukuman dulu, baru kedua pemain yang dinilai bersalah dipanggil untuk dimintai keterangan,” lanjutnya.

Jandia dan Sibi dinilai telah melakukan kesalahan atas perbuatannya kepada wasit Hadiyana. Wasit ini yang memimpin pertandingan Perseru kontra Semen Padang, Sabtu (11/6/2016).

Baca juga:

Semuanya hanya berdasarkan laporan pelaksana pertandingan. ”Kami tak ingin mencari kambing hitam atas siapa yang salah. Tetapi, semuanya harus adil,” kata Weli.

”Kejadian yang menyebabkan kedua pemain ini menerima sanksi, semuanya berawal dari keputusan wasit yang sangat tak adil. Lalu yang jadi korban hanya pemain. Pemain yang dirugikan,” tuturnya.