Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PADANG, JUARA.net – Manajemen Semen Padang yang selama ini terkesan kalem dan nrimo, kali ini beda. Mereka meradang setelah sanksi terhadap kiper Jandia Eka Putra dan penyerang Christovel Manuel Sibi.
Semen Padang meradang terhadap keputusan Komisi Disiplin (Komdis) TSC terhadap Jandia Eka Putra dan Christovel Manuel Sibi. Mereka menolak sanksi yang diberikan kepada kedua pemain itu.
Hukuman enam bulan tak boleh bermain bagi kedua pemain Semen Padang itu, langsung dibalas dengan surat banding dan menolak semua keputusan itu. Alasan manajemen Semen Padang pun sangat jelas.
Seperti dikatakan CEO klub berjulukan Kabau Sirah, Daconi, semestinya operator TS melihat dari semua proses kejadian. Mereka menyayangkan operator hanya melihat akibat dari proses yang terjadi.
”Selama ini, Semen Padang tak pernah meminta untuk dibantu wasit dalam setiap pertandingan, baik di kandang maupun tandang.”
CEO Semen Padang, Daconi.
”Kami sama sekali tak bisa menerima sanksi seberat itu. Kalau mau adil, wasit yang memimpin pertandingan Perserui melawan Semen Padang juga harus diadili,” kata Daconi.
”Selama ini yang menjadi korban adalah pemain. Tetapi semuanya berawal dari ulah wasit yang seenaknya mengambil keputusan dan memihak klub tertentu,” lanjutnya.
Kasus di Serui, menurut Kepala Departamen Produksi PT Semen Padang itu, adalah sebuah intervensi terhadap klubnya. Banyak keputusan wasit yang tak masuk akal, termasuk keputusan memberikan hukuman penalti.
Skuat Kabau Sirah merasa sangat dirugikan dan dirampas haknya untuk bisa mengambil poin oleh wasit. Kesewenangan wasit yang memimpin laga kontra Perserui, juga disebabkan tidak adanya siaran langsung.
Sehingga, segala keburukan perilaku wasit tak ada yang melihat, kecuali tim tamu. Sementara itu, tuan rumah biasanya merasa tak ada masalah.
Baca juga:
”Selama ini, Semen Padang tak pernah meminta untuk dibantu wasit dalam setiap pertandingan, baik di kandang maupun tandang,” tutur Daconi.
”Tetapi, kami juga tak bisa menerima kalau wasit terlalu merugikan tim ini. Kami maunya wasit itu juga profesional. Jika wasit tak becus, mestinya juga diadili dan diberi hukuman,” tambahnya.
Dijelaskan Daconi, kondisi seperti ini sudah disampaikan kepada grup media sosial terutama dari klub-klub Indonesia Super League (ISL) yang berjumlah 18. Semuanya mendukung untuk melakukan perbaikan secara professional di bidang perwasitan.
Bahkan menurut Daconi, ada yang menyarankan untuk melakukan konferensi pers bersama terkait kasus yang menimpa Semen Padang. Karena ke depan, ada kans klub lain akan mengalami nasib sama.
Paling tidak, janji Daconi, sekembali klubnya dari Banjarmasin, dia atas nama manajemen PT Kabau Sirah akan menggelar konferensi pers. Perihal keluhan Semen Padang selama ini, termasuk banding, sudah dikirimkan ke TSC.