Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2 pada laga Sabtu (11/6/2016). Mereka merasa jadi ’korban’ dalam hasil negatif yang diterima klub berjulukan Kabau Sirah ini.
Lengkap sudah penderitaan Semen Padang. Perjuangan panjang dan melelahkan untuk sampai ke kandang Perserui Serui, ternyata belum cukup melukiskan derita anak asuh Nilmaizar.
Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari 15 jam, Hengky Ardiles dkk menilai telah ’dikerjai’ pada pertandingan ini.
”Kami bukan mencari kambang hitam. Tetapi itulah kenyataan. Wasit Hadiyana (asal Bekasi) yang memimpin pertandingan terlalu memihak tuan rumah,” kata Asisten pelatih Semen Padang, Welliansyah kepada JUARA.
"Persoalan di Serui biarlah ditinggal di Tanah Papua. Harus dilupakan, karena banyak pertandingan yang akan dihadapi."
CEO Semen Padang, Daconi
”Kami bisa menerima kekalahan dari lawan manapun, tetapi bukan dengan cara mengerjai kami,” lanjutnya.
Bahkan, satu gol tuan rumah yang berjuluk Cendrawasih Orange itu lahir dari titik penalti. Gol itu berawal dari keputusan wasit yang menyatakan pelanggaran. Padahal, Semen Padang menilai tak ada pelanggaran sama sekali.
”Pokoknya, kami sangat dirugikan atas kepemimpinan wasit Hadiyana. Mungkin, karena tak ada siaran langsung, wasit seenaknya mengambil keputusan dan memihak tuan rumah,” cetusnya.
”Datang ke Serui saja penuh derita, kemudian dikalahkan wasit pula. Ibarat jatuh, kami tertimpa tangga pula,” ucap Welliansyah.
Baca juga:
Dengan demikian, harapan skuat Kabau Sirah untuk menuai poin tandang pertama akhirnya kandas lagi. Sebelumnya, Semen Padang juga kalah dari dua laga away saat main di markas Persija Jakarta dan Bali United.