Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mauricio Pochettino: Inggris Bisa Aman Sampai 2022

By Minggu, 12 Juni 2016 | 15:46 WIB
Gelandang Tottenham Hotspur, Dele Alli, menjabat tangan pelatih Mauricio Pochettino, saat pergantian pemain dalam laga lanjutan Premier League 2015-2016 melawan Manchester United di stadion White Hart Lane, London, 10 April 2016. (CLIVE ROSE/GETTY IMAGES )

“Saya tidak akan berbohong. Awalnya buruk sekali. Ketika Anda masuk tim utama sebagai profesional, hal itu seperti: 'Jika kamu ingin pergi ke gym dan berlatih, lakukan itu. Jika tidak, kamu tidak perlu melakukannya.' Tapi, ketika dia datang, gym adalah kewajiban.”

Penulis: Dian Savitri

Dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Kyle Walker mengucapkan kata-kata itu tentang manajernya di Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino. Intinya, di Tottenham semua berubah sejak Pochettino hadir. Latihan di gym adalah wajib hukumnya.

Pochettino mulai bergabung dengan Spurs pada Mei 2014, menjadi manajer keempat Spurs untuk Walker dalam dua tahun. Hasilnya, bisa dilihat sekarang skuat Inggris di Euro 2016. Walker mengisi posisi bek, diiringi oleh empat rekannya yang juga berasal dari Spurs: Danny Rose, Harry Kane, Eric Dier, dan Dele Alli.

Kelima pemain itu juga yang menjadi tulang punggung Spurs sepanjang musim 2015/16. Pochettino menyatakan ia tidak akan berhenti memberikan kesempatan kepada pemain Inggris untuk berlaga. Menurutnya, hal itulah yang memberinya “identitas” sebagai manajer: mengembangkan pemain-pemain lokal di negeri di mana ia melatih.

Pochettino juga sedikit banyak melakukannya semasa menjadi Manajer Southampton selama satu setengah musim. Pada musim 2013-2014, musim terakhirnya di Soton, Pochettino menerbitkan nama-nama seperti Adam Lallana dan Luke Shaw. Lalu ada juga Rickie Lambert, Jay Rodriguez, Nathaniel Clyne, dan Calum Chambers.

Lallana dan Clyne kini bermain di Liverpool, juga masuk dalam skuat Inggris yang dibawa Roy Hodgson ke Prancis.

Total, menurut catatan ESPN, dari 19 debutan terakhir tim nasional Inggris, 11 orang di antaranya pernah diasuh oleh manajer asal Argentina itu. Pendeknya, Pochettino membantu Hodgson untuk membangun tim nasional Inggris.

“Saya juga melakukannya ketika berada di Spanyol. Sangat penting untuk memberikan pilihan bagi tim nasional. Semuanya tentang identitas dan identitas sebagai pelatih adalah memberi mereka kesempatan bermain,” kata pelatih yang menangani Espanyol mulai 2009 hingga 2014 itu.

“Saya percaya kepada semua pemain, apapun paspor yang mereka miliki. Akan tetapi, ketika berada di Inggris, Spanyol, Italia, atau Prancis, maka tugas saya adalah respek dan mencoba untuk menunjukkan identitas klub tempat saya bekerja. Spurs adalah klub Inggris. Kami tinggal di Inggris dengan kebiasaannya sendiri. Kami punya tugas untuk mempertahankan budaya Inggris di klub Inggris. Karena itu, tidak mungkin sebuah klub Inggris memakai budaya Prancis atau Argentina,” lanjut manajer berusia 44 tahun itu.

Dengan kebiasaan mempercayakan tim pada pemain lokal, maka tim nasional Inggris bisa sedikit aman. Pochettino punya kontrak baru dengan Spurs, yang baru akan kelar pada 30 Juni 2021. Pasokan pemain Inggris bakal bisa bertambah. Kalau Pochettino menyelesaikan kontrak, Inggris bisa berlaga di Piala Dunia 2018, Piala Eropa 2020, dan Piala Dunia 2022 dengan tidak kekurangan pemain. Semoga saja hal itu yang terjadi.