Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jebolan Timnas U-19 Masa Lampau Gagal Meyakinkan di Tahun Perdana

By Minggu, 12 Juni 2016 | 11:13 WIB
Pemain Indonesia meluapkan emosinya usai memenangi pertandingan Final Piala AFF U19 di Stadion Deltra Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (22/9/2013). (DOK.BOLA)

Selain tim nasional U-19 asuhan Indra Sjafri, Indonesia sebenarnya juga sempat memiliki timnas level umur serupa yang tak kalah mencuat pada masa lalu. Sebut saja timnas Primavera (dikirim berlatih ke Italia tahun 1994) dan timnas SAD atau Sociedad Anonima Deportiva (Uruguay 2008).

Penulis: Martinus Raya Bangun

Mirip dengan timnas U-19 asuhan Indra, timnas Primavera dan timnas SAD juga banyak menyumbang pemain jadi di kancah domestik.

Sebagai contoh, setelah timnas Primavera menuntaskan ilmu di Italia, sebagian besar pemainnya merapat ke Pelita Jaya semisal Aples Tecuari, Gusnaedi Adang, Eko Purjianto, dan Kurniawan Dwi Yulianto.

Bisa dibilang bahwa Pelita Jaya pada era itu mirip dengan Bali United atau Bhayangkara Surabaya United pada era sekarang yang banyak menampung alumnus timnas U-19 asuhan Indra.

Persamaan lainnya, tak banyak jebolan timnas Primavera yang bisa langsung meraih prestasi mengilap di level klub. Sebagai contoh, para jebolan Primavera yang masuk ke Pelita Jaya memang sempat mengantar tim tersebut lolos ke babak delapan besar LI I. Namun, pada fase itu, Pelita hanya menempati peringkat dasar klasemen Grup A.

Nasib yang lebih baik justru dicicipi jebolan Primavera lainnya yang memilih bergabung dengan PSM Makassar di Liga Indonesia II (1995/96), Yeyen Tumena.

Pada musim itu Yeyen langsung menjelma sebagai bek inti, sempat dipercaya sebagai kapten tim di beberapa laga, dan berhasil membawa PSM ke final sebelum akhirnya takluk 0-3 dari Mastrans Bandung Raya di laga puncak.

Jebolan-jebolan timnas SAD juga tak banyak yang langsung sukses di klub.

Salah satu contohnya adalah striker mungil, Alan Martha. Selepas memperkuat timnas SAD, Alan sempat mencoba peruntungan di Persija.