Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1. Pakar sepak bola akar rumput
Pengangkatan Ventura oleh Italia bisa disamakan dengan momen ketika Inggris menunjuk Roy Hodgson sebagai manajer pada 2012.
Kedua peramu taktik senior itu sama-sama berusia 68 tahun dengan Hodgson lebih tua empat bulan dari Ventura.
Mereka juga punya kesamaan merintis karier kepelatihan sejak 1976 dari level terbawah, sempat menjadi asisten, dan akrab dengan klub-klub minor.
Bedanya, Hodgson mengembara ke berbagai negara dan sempat menukangi klub top seperti Inter Milan (1999) dan Liverpool (2010-2011), walau tidak sukses.
Selama 40 tahun, Ventura berkutat dengan klub-klub Italia di berbagai level kompetisi, dari tim junior, asisten, pelatih kepala tim amatir, sampai kini di kursi arsitek timnas.
Pengalaman kaya itu menempa Ventura sebagai pakar sepak bola akar rumput. Soal mekanisme penempaan pemain dari level terbawah, termasuk memoles para pemain muda menjadi bintang, Ventura adalah jagonya.
35 - Jumlah gol gabungan Alessio Cerci dan Ciro Immobile untuk Torino asuhan Giampiero Ventura pada Serie A 2013-2014. Cerci menyumbang 13 gol, Immobile 22 gol.
"Dia membawa banyak pemain yang menembus tim nasional," kata Tavecchio.
Pujian itu tak berlebihan karena banyak pemain berkualitas biasa-biasa saja menjadi cemerlang saat dipoles Ventura.
Beberapa contoh dari mereka adalah Leonardo Bonucci, Andrea Ranocchia, Alessio Cerci, Ciro Immobile, Matteo Darmian, Angelo Ogbonna, Kamil Glik, sampai generasi terbaru semodel Davide Zappacosta, Daniele Baselli, dan Marco Benassi.
Khusus untuk Cerci, Ventura pertama kali memolesnya di Pisa pada Serie B 2007-2008. Reuni mereka di Torino pada 2012-2014 menelurkan catatan hebat.
Ventura membentuk Cerci-Immobile sebagai mesin tempur di lini depan Torino dengan koleksi gabungan 35 gol di Serie A 2013-2014. Sentuhan dalam memaksimalkan pemain muda lokal itu yang sepertinya ditemukan Italia pada diri Ventura.
Sebelumnya, Tavecchio selalu mengeluhkan kurangnya eksploitasi pemain muda lokal di kompetisi Italia.
Hal itu diyakini menyebabkan hilangnya satu generasi yang menjembatani periode emas tim Gli Azzurri usai juara Piala Dunia 2006 dengan angkatan Lorenzo Insigne cs saat ini.