Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2. Spesialis semenjana dan keajaiban kecil
Tiada yang spesial dalam daftar riwayat karier Ventura. Ia sempat menjadi gelandang di tim junior Sampdoria dan pensiun dini dalam usia 25 tahun akibat cedera akut.
Usai gantung sepatu, Ventura menimba ilmu akuntansi, lalu mengawali karier kepelatihan bersama tim junior Sampdoria pada 1976-1979.
Sempat ada ketertarikan dari tim raksasa, tapi ujung-ujungnya Ventura cuma berkutat bersama klub semenjana dengan prestasi terbaik mengantar Lecce juara Serie C1 1995-1996.
"Saya pernah didekati Fiorentina dan Juventus," kata Ventura kepada La Gazzetta dello Sport membeberkan kenangan pada era 1990-an.
Rekam jejak minor itulah yang membuat Ventura inferior di hadapan Mancini, Conte, apalagi Fabio Capello.
Namun, spesialisasi Ventura bersama klub semenjana justru menjadi daya tarik khusus di mata Tavecchio. Ia terbiasa meracik materi seadanya untuk membentuk skuat yang bisa menjegal tim-tim besar.
Ventura membawa Bari finis di 10 besar klasemen Serie A 2009-2010 serta Torino di peringkat ke-7 pada musim 2013-2014, hingga lolos ke Liga Europa musim berikutnya.
Torino diantarnya melaju ke fase gugur Liga Europa 2014-2015 dan mencatat rekor sebagai tim Italia pertama yang menang di kandang klub Spanyol, Athletic Bilbao (3-2).
Perjalanan Torino terhenti di babak 16 besar oleh Zenit St. Petersburg. Tavecchio barangkali terpikat melihat potensi Ventura menularkan keajaiban-keajaiban kecil itu untuk timnas Italia.