Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Alasan Timnas Italia Pilih Giampiero Ventura sebagai Pelatih

By Beri Bagja - Rabu, 8 Juni 2016 | 16:45 WIB
Giampiero Ventura saat memimpin Torino dalam laga Serie A kontra Udinese di Dacia Arena, Udine, 30 April 2016. (DINO PANATO/GETTY IMAGES)

3. Guru bagi para pelatih


Pelatih Torino, Giampiero Ventura, dalam pertandingan Serie A menghadapi Udinese di Stadion Friulli, Udine, Italia, pada 30 April 2016.(DINO PANATO/GETTY IMAGES)

Italia punya Coverciano sebagai pusat produksi pelatih-pelatih top. Lantas, kenapa Tavecchio menunjuk Ventura dan tak memilih salah satu jebolan segar dari akademi kepelatihan tersebut?

"Ventura mengajari banyak pelatih mengenai pendekatan inovatif dalam taktik," kata sang Presiden FIGC.

Tavecchio menilai Ventura sendiri ialah sumber ilmu bagi para pelatih muda. Salah satu ciri khas racikan Ventura ialah warisan formasi 4-2-4 yang diterapkan di Pisa (2007-2009) dan Bari (2009-2010).

Skema tersebut membuat tim asuhannya memainkan sepak bola yang memikat. Pola agresif itu pula yang menjadi inspirasi Conte pada awal karier kepelatihannya.

"Ventura sudah tua? Dia adalah orang dengan energi yang hebat dan antusiasme seperti pria 40 tahun. Faktanya, dia anak berusia 40 tahun. Ventura akan membuat Italia lebih muda."

Urbano Cairo, Presiden Torino

Tavecchio sepertinya tergiur melihat Italia bermain menyerang dan menghibur dengan sistem ofensif tersebut.

"Saat saya memakai pola 4-2-4 di Pisa, banyak mata-mata di tribune stadion yang mengamati kami," ucap Ventura.

Berkat ramuan strategi yang ampuh, Ventura pun menyulap Bari sebagai salah satu tim yang gagal dikalahkan Inter dalam perjalanan Nerazzurri menjuarai Serie A 2009-2010.

Mereka dua kali bermain imbang. Ventura mendapatkan pujian langsung dari pelatih Inter kala itu, Jose Mourinho.

"Kalau saya masih di Inter tahun depan, saya akan memilih Anda sebagai pelatih terbaik," ucap Mourinho seperti diceritakan Ventura pada Gazzetta.

Bersama Torino, Ventura juga sukses memodifikasi taktik andalan menjadi 3-5-2, mirip pedoman unggulan Conte bersama Juventus. Kesamaan mekanisme tersebut bisa membuat transisi kepelatihan dari Conte ke Ventura tidak terlalu rumit.