Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertemuan Italia versus Finlandia pada Senin (6/6/2016) akan menjadi bentrokan keempat kedua tim ini sejak era 2000-an. Total dua duel terjadi di Kualifikasi Euro 2004 dan satu gim berstatus persahabatan.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Di antara skuat Italia untuk Euro 2016, ada satu pemain yang terlibat pada dua partai Kualifikasi Euro 2004 itu: Gianluigi Buffon.
Kala itu, Italia dan Finlandia tergabung di Grup 9. Buffon, 25 tahun, bermain penuh di dua leg kontra Finlandia.
Pada leg 1 (29/3/03), Italia menang 2-0 di kandang, lalu kembali menaklukan Finlandia dengan skor yang sama pada pertemuan kedua (11/6/03).
Tanpa kebobolan di dua partai tersebut memperlihatkan kualitas Buffon, meski lawannya "hanya" Finlandia.
Lantas, bisakah Buffon kembali mengulang momen 2003, yakni membantu Italia menang plus tanpa menderita gol? Ini yang menjadi pertanyaan.
Buffon di 2016 punya tanggung jawab jauh lebih besar ketimbang 2003. Tidak seperti saat ini, Buffon di 2003 memiliki banyak rekan di timnas Italia yang telah bermental juara.
Pada 2003, Buffon telah dianggap sebagai salah satu kiper terbaik di Eropa. Penobatan pemain terbaik UEFA 2002/03 menegaskan kehebatan Buffon. Ia satu-satunya kiper yang pernah menyabet penghargaan tersebut!
Memang, kemenangan clean sheet atas Finlandia itu bukan cuma berkat Buffon.
Sang penjaga gawang terbantu oleh kualitas top para pemain belakang Italia macam kapten Fabio Cannavaro (saat itu 29 tahun), Alessandro Nesta (27), Gianluca Zambrotta (26), dan Christian Panucci (30).
Seperti Buffon, keempat pemain itu sudah kaya pengalaman di klub dan timnas, serta mencicipi berbagai gelar.
Saat itu Italia juga masih diisi nama-nama hebat seperti Mauro Camoranesi, Francesco Totti, Alessandro Del Piero, dan Christian Vieri.
Bagaimana dengan Italia untuk Euro 2016?
Hanya rekan-rekan Buffon di Juventus, yakni trio bek Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, dan Andrea Barzagli yang bermental sebaik sang kapten tim.
Sebagian besar pemain yang dibawa pelatih Antonio Conte ke Euro 2016 minim manggung di ajang internasional.
Buktinya, selain Buffon, Chiellini, Bonucci, Barzagli, dan Daniele De Rossi, para pemain Gli Azzurri tersisa punya total penampilan di bawah 40 kali!
Pengalaman yang sedikit bisa ditutupi oleh semangat kuat. Menyuntikkan semangat positif merupakan salah satu tugas Buffon sebagai kapten Italia.
Buffon seorang motivator yang cemerlang.
Rekan-rekannya di Juventus membenarkan hal itu. Buffon disebut sosok penting di balik kebangkitan Si Nyonya Tua sehingga menjadi juara Serie A 2015-2016 setelah start yang amat buruk.
Partner Buffon di timnas juga mengakui hal yang sama.
Baca Juga:
"Buffon adalah contoh yang hebat. Saya berterima kasih padanya atas dukungan tanpa henti dari dirinya," ujar gelandang termuda di timnas Italia saat ini, Federico Bernardeschi (22).
Buffon sendiri begitu vokal di ruang ganti dan media untuk menyemangati rekan-rekannya.
"Kami punya tanggung jawab besar untuk mewakili Italia yang begitu bergairah terhadap sepak bola. Kami tidak dalam momen terbaik, tapi ketika orang tidak berharap apa-apa, Anda bisa melakukan sesuatu yang tidak Anda pikirkan dan mengejutkan orang lain," kata Buffon.
Partai kontra Finlandia yang juga berarti laga ekshibisi terakhir sebelum mentas di Prancis 2016 akan menjadi pembuktian apakah spirit Buffon telah menular ke setiap pemain timnas Italia.