Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pasangan ganda campuran Indonesia, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, menjadi kuda hitam pada turnamen BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016. Mereka sukses melaju ke perempat final.
Pada babak kedua yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2016), mereka menang atas pasangan Belanda, Jacco Arends/Selena Piek, 21-17, 21-8.
Dua hari sebelumnya, pada babak pertama, mereka menundukkan unggulan ketujuh asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock, 24-22 18-21 21-16.
Menjadi pemain ganda jelas berbeda dengan tunggal, apalagi ganda campuran yang mempertemukan dua pemain berbeda jenis kelamin.
Menurut Annisa, komunikasi menjadi faktor terpenting untuk menjaga kekompakan dengan Alfian.
"Kami sering mengobrol seusai latihan. Karena kami berpasangan, kalau yang satu main tidak maksimal, pasangannya juga pasti akan terkena imbas. Satu dimarahi pelatih, pasangannya juga. Nah, kalau habis bertanding, kami sering sharing," kata Annisa.
Dalam acara meet and greet dengan para suporter yang diselenggarakan oleh Djarum Foundation, Kamis (2/6/2016), Annisa mengaku bahwa bermain ganda campuran memberinya tantangan tersendiri.
Baca Juga:
"Ya namanya Alfian cowok, biasanya lebih cuek. Namun, ya harus diakali dengan pergi sama-sama atau pergi makan bareng. Kalau bermain sebagai ganda, pasangan main tidak ubahnya seperti pacar," kata Annisa seraya tertawa kecil.
Alfian/Annisa akan menghadapi ujian berat pada babak perempat final, Jumat (3/6/2016). Mereka akan bertemu unggulan pertama asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Laga ini akan jadi pertemuan perdana bagi kedua pasangan. Annisa mengaku harus mengantisipasi permainan Zhao di depan net yang rapat.
"Kami akan menerapkan tipe permainan kami dulu, no lob dan menyerang. Kalau ternyata tidak berhasil, yang penting kami tampil all out. Kami akan keluarkan semua kemampuan, harus berani," ucap Annisa.
Alfian/Annisa menjadi wakil ganda campuran Indonesia terakhir yang masih bertahan.