Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Jan O Jorgensen, mengaku mulai merindukan persaingan dengan pemain Jepang, Kento Momota. Keduanya terakhir bertanding pada BWF Superseries Final 2015, 12 Desember lalu.
Pada laga tersebut, Jorgensen kalah dua gim langsung, 19-21, 18-21.
Sebelumnya, Jorgensen juga harus mengakui keunggulan Momota saat bertemu pada babak final BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015.
"Saya ingin Momota segera bermain lagi. Dia adalah pemain muda yang sangat berbakat. Saya berharap dia bisa segera kembali bermain dan Jepang tidak memberi hukuman yang berat," kata Jorgensen saat menghadiri sesi konferensi pers di Istora, Rabu (1/6/2016).
Momota tidak bisa mempertahankan gelarnya di Indonesia Open 2016 setelah asosiasi bulu tangkis Jepang menjatuhkan sanksi larangan bermain akibat kasus judi ilegal. Belum diketahui sampai kapan sanksi ini akan berlangsung.
Tanpa kehadiran Momota dan pengunduran diri unggulan teratas Chen Long (China), rivalitas nomor tunggal putra sedikit berkurang.
Namun, Jorgensen enggan bersikap jemawa. Dia menilai peluangnya memenangi gelar di Indonesia Open tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Peluang saya tahun ini masih sama karena meski tidak ada Momota atau Chen Long, masih ada pemain-pemain lain yang juga bagus. Saya yakin mereka juga sama inginnya seperti saya untuk menjuarai Indonesia Open," kata Jorgensen.
Jorgensen menjadi juara Indonesia Open pada 2014. Tahun lalu, pemain 28 tahun ini gagal mempertahankan gelarnya setelah dikalahkan Momota pada babak final, 21-16, 19-21, 7-21.