Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kata Anthony Sinisuka Ginting Setelah Bertemu Lagi Jorgensen Pasca-Piala Thomas

By Delia Mustikasari - Rabu, 1 Juni 2016 | 12:34 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra nasional, Anthony Sinisuka Ginting, ketika tampil pada babak pertama menghadapi Jan O Jorgensen (Denmark). Anthony kalah 20-22, 23-25, pada laga yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2016). (GARRY ANDREW LOTULUNG/KOMPAS.COM)

Pebulu tangkis tunggal putra nasional, Anthony Sinisuka Ginting, mengaku lebih percaya diri setelah bertemu Jan O Jorgensen untuk kali kedua, meskipun dia kembali mengalami kekalahan.

Anthony kalah 22-20, 25-23 dari Jorgensen pada babak pertama BCA Indonesia Open Superseries Premiere 2016 yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Pada pertemuan sebelumnya di final Piala Thomas, Anthony yang tampil pada partai ketiga kalah 17-21, 12-21 dari Jorgensen.

"Saya sudah belajar dari kekalahan Piala Thomas dengan mempelajari video permainan. Saya sebenarnya sudah hafal dengan permainannya, tetapi saat poin kritis saya terlalu terburu-buru. Tepatnya saat poin 20-20," kata Anthony seusai pertandingan.

Anthony mengatakan bahwa tidak ada perubahan signifikan pada permainan Jorgensen yang sempat mengalami cedera panggul saat tampil di Kunshan, China.

"Saya tidak tertekan, namun dia pandai membaca situasi saat saya panik. Permainan saya kurang tenang dan Jorgensen banyak menggertak di permainan depan," ucap Anthony.

"Saya merasa jauh lebih percaya diri. Ke depan kondisi fisik saya harus diperbaiki karena harus mengikuti turnamen yang jaraknya berdekatan," tutur Anthony.

Selain itu dia juga ingin menjaga fisik agar tetap prima dan memperbaiki mental saat bertanding di lapangan.

"Kalau teknik tidak ada yang terlalu berubah dan itu akan saya perbaiki pada turnamen berikutnya," ujar Anthony.

Anthony selanjutnya akan melanjutkan kiprahnya pada Australia Terbuka yang berlangsung 6-12 Juni. Turnamen ini merupakan event terakhir sebelum pebulu tangkis yang memiliki peringkat terbaik untuk tampil pada Olimpiade.