Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Parade Kiper Legendaris Jerman (2)

By Lariza Oky Adisty - Rabu, 1 Juni 2016 | 19:00 WIB
Kiper legendaris Jerman, Oliver Kahn, berpose bersama pasangannya dalam jamuan makan malam acara turnamen Kaisercup Golf di Bad Griesbach, Jerman, 24 Juli 2010. (MIGUEL VILLAGRAN/GETTY IMAGES)

7. Andreas Koepke


Andreas Koepke menjadi kiper legendaris Jerman setelah membawa negara itu juara Euro 1996. Dia pun memperkuat Jerman pada Piala Dunia 1998 tetapi langkah mereka terhenti pada babak 8 besar.(AFP)

Setelah Illgner pensiun dari pentas internasional, Jerman tidak perlu kesulitan mencari penggantinya. Andreas Koepke, kiper pelapis Illgner pada iala Dunia 1990 dan 1994 naik pangkat menjadi kiper utama Jerman.

Meski harus menunggu kepergian Illgner untuk bisa memulai debut bersama Jerman, Koepke bukan kiper sembarangan. Menghabiskan sebagian besar kariernya bersama FC Nuernberg, sosok kelahiran Kiel, 12 Maret 1954 tersebut pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Bundesliga tahun 1993.

Memang, Koepke sudah cukup tua ketika memakai seragam bernomor punggung 1 der Panzer. Saat turun pada Euro 1996, usianya sudah 34 tahun.

Tetapi, pada semifinal kontra Inggris, Koepke menunjukkan ia layak berada di skuat Jerman menggantikan Illgner.

Kala itu, kedua tim harus kembali menyelesaikan laga dengan adu penalti, seperti pada Piala Dunia 1990.

Ketika kedudukan sama kuat 5-5, Koepke mengeblok tendangan pemain Inggris, Gareth Southgate. Jerman pun lolos ke final, dan mengakhiri turnamen sebagai juara.

Koepke tetap menjadi kiper utama Jerman pada Piala Dunia 1998. Namun, kala itu, Jerman lagi-lagi tersendat pada 8 besar. Perjalanan Koepke pada Piala Dunia berakhir dengan tiga gol Kroasia bersarang di gawangnya. Pada usia 36, Koepke memutuskan pensiun.

Kini, Koepke masih aktif di tim nasional Jerman sebagai pelatih kiper.

Dia memegang jabatan tersebut sejak tahun 2004, dan melatih beberapa penerusnya di tim nasional, seperti Oliver Kahn, Jens Lehmann, hingga Manuel Neuer.

8. Oliver Kahn


Oliver Kahn, termasuk kiper legendaris Jerman. Dia membawa negaranya menjadi runner-up Piala Dunia 2002 dan Kahn termasuk kiper legendaris klub raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen.(AFP)

Salah satu kiper Jerman paling tenar, bukan hanya di negaranya, tetapi juga di dunia.

Penampilan yang sangar dan mengintimidasi, dan keperkasaannya membuat Kahn mendapat julukan Titan (raksasa) atau King Kahn.

Kahn memulai karier bersama klub kota kelahirannya, Karlsruher SC, dari 1987 sampai 1994. Dia menjadi salah satu aktor di balik keberhasilan klub tersebut menembus semifinal Piala UEFA musim 1993-1994.

Kahn juga bermain ketika Karlsruher SC mengalahkan Valencia 7-0 pada leg kedua babak 16 besar di turnamen tersebut. Karlsruher pun melangkah sampai semifinal.

Meski demikian, bersama Bayern Muenchen-lah, Kahn mendulang sejumlah kesuksesan. Selama berkarier di Bayern, Kahn memenangi Bundesliga delapan kali, DFB Pokal enam kali, dan Piala UEFA, Liga Champions dan Piala Intercontinental masing-masing satu kali.

Bersama tim nasional Jerman, Kahn sebenarnya sudah menjadi bagian dari skuat sejak Piala Dunia 1994.

Namun, Kahn masih harus menunggu sampai Bodo Illgner dan Andreas Koepke pensiun sebelum dia diangkat menjadi kiper nomor satu Jerman.

Sialnya, debut Kahn sebagai kiper utama Jerman tidak berjalan mulus. Pada turnamen perdananya, Euro 2000, Jerman tersingkir pada babak pertama.

Baru dua tahun kemudian pada 2002, Kahn (yang menjabat sebagai kapten) memimpin rekan-rekannya menembus final Piala Dunia.

Jerman saat itu memang gagal meraih gelar juara. Namun, pencapaian Kahn tidak luput dari penghargaan.

Kahn diberi trofi Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik turnamen, serta digelari pemain terbaik dalam ajang yang sama. Kahn juga menjadi tempat ketiga di pemilihan Ballon D’Or pada 2001 dan 2002.

Pada Piala Dunia 2006, Kahn bukan lagi menjadi pilihan utama.

Namun, pelatih Jerman saat itu, Juergen Klinsmann masih memberinya kesempatan terakhir tampil membela Die Nationalelf saat menang 3-1 atas Portugal dalam perebutan tempat ketiga.