Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebagai salah satu kekuatan besar sepak bola Eropa dan dunia, Jerman memang pernah mengalami masa naik turun dan nirgelar. Namun, ada satu hal yang secara konsisten menjadi ciri khas Der Panzer: kehadiran kiper hebat dari masa ke masa.
Sebuah artikel di Deutsche Welle menyebutkan, "tradisi" Jerman menghasilkan kiper nyaris serupa dengan Brasil yang kerap menghasilkan gelandang-gelandang hebat.
Kehadiran kiper tangguh bukan hanya menjadi bagian penting dalam skuat Jerman, namun memberi efek bagi para pemain muda.
Nama-nama seperti Sepp Maier, Bodo Illgner, hingga Oliver Kahn menginspirasi banyak pesepak bola junior Jerman tertarik menjadi kiper dan mengikuti prestasi mereka.
Tidak jarang, kiper yang sudah pensiun kemudian menjadi pelatih kiper di level klub atau tim nasional. Mereka bisa membagi ilmu dan tips kepada kiper-kiper muda yang mereka didik, ditambah dengan metode latihan yang mendukung.
Sejak Piala Dunia 2010, kita mengenal sosok Manuel Neuer (30) sebagai kiper andalan FC Bayern Muenchen dan tim nasional Jerman.
Kita juga mengenal nama-nama seperti Marc-Andre ter Stegen (FC Barcelona), Bernd Leno (Bayer Leverkusen), atau Kevin Trapp (Paris Saint-Germain).
Namun, mereka bukan generasi pertama kiper berkualitas yang pernah dimiliki Jerman. Sebelumnya, Jerman pernah memiliki nama-nama yang direken sebagai penjaga gawang hebat pada zamannya. Tradisi kiper hebat Jerman mungkin bisa ditarik dari tahun 1950-an.
Berikut nama 10 kiper dari berbagai generasi yang aksinya di lapangan hijau menguatkan anggapan Jerman sebagai penghasil kiper hebat (Baca juga Kiper Legendaris Jerman-1):
6. Bodo Illgner
Seperti Harald Schumacher, Illgner (49) mengawali karier di FC Koeln. Dikontrak sejak 1985, Illgner bermain untuk klub tersebut sebagai kiper utama sampai 1996, sebelum dia pindah ke klub Spanyol Real Madrid.
Pada usia 23, Illgner sudah dipercaya pelatih Jerman kala itu, Franz Beckenbauer untuk menjadi kiper utama pada Piala Dunia 1990. Kepercayaan Beckenbauer tidak salah.
Ketika Jerman menghadapi Inggris dalam adu penalti pada babak semifinal, sosok kelahiran Koblenz tersebut menggagalkan eksekusi Stuart Pearce, dan memastikan Jerman ke babak final.
Illgner juga menjadi kiper pertama yang tidak kebobolan pada final Piala Dunia saat Jerman menang 1-0 atas Argentina dalam partai final turnamen tersebut.
Pada usia 23, Illgner menjadi kiper termuda yang memenangi Piala Dunia.
Namun, karier Illgner di timnas Jerman seperti tamat terlalu cepat. Pada Piala Dunia 1994, Jerman kalah oleh Bulgaria pada babak 8 Besar. Kekecewaan karena kekalahan tersebut mendorong Illgner mundur dari pentas internasional dalam usia 27.
Dia memilih berkonsentrasi membela Real Madrid.
Keputusan tersebut ternyata tidak salah karena bersama El Real, Illgner memenangkan dua gelar La Liga dan dua trofi Liga Champions.
Pada final Liga Champions 1997-1998, Illgner dipercaya turun menjaga gawang Real Madrid saat mengalahkan Juventus 1-0.
7. Andreas Koepke
Setelah Illgner pensiun dari pentas internasional, Jerman tidak perlu kesulitan mencari penggantinya. Andreas Koepke, kiper pelapis Illgner pada iala Dunia 1990 dan 1994 naik pangkat menjadi kiper utama Jerman.
Meski harus menunggu kepergian Illgner untuk bisa memulai debut bersama Jerman, Koepke bukan kiper sembarangan. Menghabiskan sebagian besar kariernya bersama FC Nuernberg, sosok kelahiran Kiel, 12 Maret 1954 tersebut pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Bundesliga tahun 1993.
Memang, Koepke sudah cukup tua ketika memakai seragam bernomor punggung 1 der Panzer. Saat turun pada Euro 1996, usianya sudah 34 tahun.
Tetapi, pada semifinal kontra Inggris, Koepke menunjukkan ia layak berada di skuat Jerman menggantikan Illgner.
Kala itu, kedua tim harus kembali menyelesaikan laga dengan adu penalti, seperti pada Piala Dunia 1990.
Ketika kedudukan sama kuat 5-5, Koepke mengeblok tendangan pemain Inggris, Gareth Southgate. Jerman pun lolos ke final, dan mengakhiri turnamen sebagai juara.
Koepke tetap menjadi kiper utama Jerman pada Piala Dunia 1998. Namun, kala itu, Jerman lagi-lagi tersendat pada 8 besar. Perjalanan Koepke pada Piala Dunia berakhir dengan tiga gol Kroasia bersarang di gawangnya. Pada usia 36, Koepke memutuskan pensiun.
Kini, Koepke masih aktif di tim nasional Jerman sebagai pelatih kiper.
Dia memegang jabatan tersebut sejak tahun 2004, dan melatih beberapa penerusnya di tim nasional, seperti Oliver Kahn, Jens Lehmann, hingga Manuel Neuer.
8. Oliver Kahn
Salah satu kiper Jerman paling tenar, bukan hanya di negaranya, tetapi juga di dunia.
Penampilan yang sangar dan mengintimidasi, dan keperkasaannya membuat Kahn mendapat julukan Titan (raksasa) atau King Kahn.
Kahn memulai karier bersama klub kota kelahirannya, Karlsruher SC, dari 1987 sampai 1994. Dia menjadi salah satu aktor di balik keberhasilan klub tersebut menembus semifinal Piala UEFA musim 1993-1994.
Kahn juga bermain ketika Karlsruher SC mengalahkan Valencia 7-0 pada leg kedua babak 16 besar di turnamen tersebut. Karlsruher pun melangkah sampai semifinal.
Meski demikian, bersama Bayern Muenchen-lah, Kahn mendulang sejumlah kesuksesan. Selama berkarier di Bayern, Kahn memenangi Bundesliga delapan kali, DFB Pokal enam kali, dan Piala UEFA, Liga Champions dan Piala Intercontinental masing-masing satu kali.
Bersama tim nasional Jerman, Kahn sebenarnya sudah menjadi bagian dari skuat sejak Piala Dunia 1994.
Namun, Kahn masih harus menunggu sampai Bodo Illgner dan Andreas Koepke pensiun sebelum dia diangkat menjadi kiper nomor satu Jerman.
Sialnya, debut Kahn sebagai kiper utama Jerman tidak berjalan mulus. Pada turnamen perdananya, Euro 2000, Jerman tersingkir pada babak pertama.
Baru dua tahun kemudian pada 2002, Kahn (yang menjabat sebagai kapten) memimpin rekan-rekannya menembus final Piala Dunia.
Jerman saat itu memang gagal meraih gelar juara. Namun, pencapaian Kahn tidak luput dari penghargaan.
Kahn diberi trofi Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik turnamen, serta digelari pemain terbaik dalam ajang yang sama. Kahn juga menjadi tempat ketiga di pemilihan Ballon D’Or pada 2001 dan 2002.
Pada Piala Dunia 2006, Kahn bukan lagi menjadi pilihan utama.
Namun, pelatih Jerman saat itu, Juergen Klinsmann masih memberinya kesempatan terakhir tampil membela Die Nationalelf saat menang 3-1 atas Portugal dalam perebutan tempat ketiga.
9. Jens Lehmann
Sampai 2006, mungkin tidak banyak yang mengira Oliver Kahn akan tergeser dari posisi kiper nomor satu Jerman.
Sampai kemudian pada April 2006, Juergen Klinsmann mengumumkan dia memercayai Lehmann sebagai kiper utama untuk Piala Dunia 2006.
Seperti beberapa kiper pendahulunya di tim nasional, Lehmann dibilang terlambat menjadi kiper utama. Sebab, ia lebih banyak diplot sebagai cadangan kiper lain.
Dalam hal ini, Lehmann berada di bawah bayang-bayang kehebatan Kahn. Padahal, prestasi yang diraih Lehmann cukup banyak.
Sepanjang kariernya, Lehmann pernah mengecap pengalaman bermain dalam tiga liga besar Eropa: Bundesliga, Serie A, dan Premier League, dan memenangkan sejumlah trofi. Bersama Schalke 04, misalnya, Lehmann memenangkan Piala UEFA 1996-1997.
Saat bermain untuk Borussia Dortmund, dia mengangkat trofi Bundesliga 2001-2002 dan menjadi runner-up Piala UEFA pada musim yang sama.
Ketika pindah ke Arsenal, Lehmann menjadi bagian skuat Invincibles musim 2003-2004, ketika The Gunners menjuarai Premier League tanpa sekalipun kalah.
Lehmann pun membuat Klinsmann terpikat, dan menggeser Kahn dari posisi kiper utama. Meski menuai kritik, pilihan Klinsmann terbukti tidak salah.
Pada Piala Dunia 2006, Lehmann hanya kebobolan dua kali pada fase grup. Puncaknya, pada perempat final, Lehmann menyelamatkan tendangan penalti Roberto Ayala dan Esteban Cambiasso saat Jerman dan Argentina bersua.
10. Manuel Neuer
Neuer (30) merupakan contoh termutakhir kiper asal Jerman yang sudah bisa menyejajarkan diri dengan beberapa seniornya, seperti Kahn, Illgner, dan Koepke. Jabatan sebagai kiper nomor satu Jerman dipegangnya sejak Piala Dunia 2010.
Awalnya, dia hanya diplot sebagai kiper ketiga, di bawah Robert Enke dan Rene Adler.
Namun, setelah Enke wafat pada 2009 dan Adler mengalami cedera serius, Loew memercayakan posisi kiper utama Jerman kepada sosok yang sebelumnya wara-wiri di skuat Jerman U-21 tersebut.
Neuer menjawab kepercayaan tersebut. Dalam enam penampilannya di Piala Dunia, pemain kelahiran Gelsenkirchen tersebut hanya tiga kali kebobolan.
Salah satu ciri khas Neuer adalah dia tidak segan meninggalkan sarangnya demi mengamankan bola. Selain itu, dia juga kerap memberi operan untuk membangun serangan dari belakang.
Neuer bahkan kerap terpantau berdiri di luar kotak penalti ketika rekan-rekannya menyerang pertahanan lawan. Karena gaya permainan tersebut, Neuer dijuluki sweeper-keeper.
Toh, gaya Neuer tersebut sukses membantunya mencatat empat clean-sheet dalam turnamen tersebut.
Salah satu clean-sheet yang diraihnya terjadi saat Jerman menang 1-0 atas Argentina pada partai final. Selain merebut gelar juara dunia, Neuer meraih predikat Kiper Terbaik Piala Dunia 2014.
Pada level klub, pencapaian Neuer pun tidak kalah beragam. Setelah meraih DFB Pokal 2010-2011 bersama Schalke 04, dia pindah ke Bayern Muenchen.
Bersama Bayern, Neuer memenangkan tiga trofi Bundesliga, dua trofi DFB Pokal, satu gelar Liga Champions, serta serangkaian trofi lain. Neuer pun menjadi bagian penting skuat Bayern yang meraih treble pada musm 2012-2013.
Pada 2014, Neuer juga menjadi salah satu kandidat peraih Ballon D’Or, dan menduduki peringkat ketiga di bawah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.