Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wawancara Elber: Menang Liga Champions Wajib untuk FC Bayern

By Lariza Oky Adisty - Sabtu, 28 Mei 2016 | 18:39 WIB
Mantan pemain FC Bayern Muenchen, Giovane Elber (tengah) berbincang dalam acara Coach to Coach Allianz Junior Football Camp di Kuningan, Jakarta, Sabtu (28/5/2016). ((LARIZA OKY ADISTY/JUARA.NET))

Meski sudah tidak aktif bermain sebagai pesepak bola, mantan penyerang FC Bayern Giovane Elber (43) tetap memperhatikan bidang olah raga yang membesarkan namanya tersebut. Elber mengaku antusias dengan prospek mantan klubnya bersama pelatih baru Carlo Ancelotti musim depan.

Elber adalah figur legendaris Bayern Muenchen. Enam musim bermain di klub asal Bavaria tersebut, Elber mencetak 138 gol dan memenangi 13 gelar. Kini Elber menjadi salah satu pencari bakat untuk Die Roten.

Tidak heran jika Elber masih antusias membicarakan mantan klubnya tersebut dalam wawancara bersama JUARA di sela kunjungannya ke acara Allianz Junior Football Camp di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).

Kepada JUARA Elber membagi pengalaman awalnya mengenal sepak bola, kenangan terindah selama berkarier, hingga pendapatnya tentang penunjukan Carlo Ancelotti sebagai pelatih Bayern musim depan.

Berikut ini adalah wawancara selengkapnya.

Herr Elber, apa makna sepak bola untuk Anda?

Segalanya. Saya selalu ingin menjadi pesepak bola profesional, namun saya tidak yakin bisa melakukannya.

Saya datang dari kota kecil bernama Londrina di Brasil dan sangat jarang ada pesepak bola dari sana. Saya tidak yakin bisa meniti karier sebagai pemain profesional.

Saya cukup beruntung karena saya bermain di klub amatir di Londrina dan dipanggil ke tim nasional junior Brasil.

Saat tampil bersama tim junior Brasil itulah AC Milan menemukan dan mengontrak saya. Saya lalu bisa merasakan kesempatan bermain di Eropa. Bagi saya pengalaman itu sangat berharga dan karena itu sepak bola berarti segalanya untuk saya.


Sepanjang karier Anda sudah memenangi banyak trofi. Trofi mana yang paling berkesan bagi Anda?

Gelar Bundesliga perdana saya pada musim 1998-1999 bersama Bayern tidak terlupakan.

Ketika itu saya sudah memasuki tahun kedua bersama Bayern dan biasanya kontrak pemain asing tidak bertahan lama. Saya hanya berpikir untuk meraih gelar juara selama tiga tahun durasi kontrak saya.

Gelar itu istimewa karena saya tidak pernah menyangka apa yang akan terjadi di musim-musim seterusnya.

Setelah itu saya selalu memenangi gelar tiap musim dan klub pun sudah menentukan target untuk musim berikutnya, entah itu gelar Bundesliga, DFB Pokal, hingga Liga Champions.

Apalagi kita berbicara soal Bayern, klub yang selalu memikirkan cara memenangi gelar tiap tahun. Saya tidak bisa melupakannya.

Saya tidak mau melupakan peran klub saya sebelumnya, Grasshopper Zurich FC dan Vfb Stuttgart.

Saya belajar di dua klub tersebut dan prestasi saya di Bayern tidak lepas dari ilmu yang saya dapatkan.

Saya memenangi gelar bersama dua klub itu dan rasanya juga menyenangkan.

Anda menyinggung soal Bayern yang selalu menargetkan mencapai gelar. Bagaimana kans Bayern meraih trofi musim depan bersama Carlo Ancelotti?

Bersama Pep Guardiola Bayern sudah mencapai prestasi luar biasa. Kami memang tidak memenangi Liga Champions, namun dia selalu membawa Bayern lolos ke semifinal, serta memenangi Bundesliga tiga musim berturut-turut.

Dengan kedatangan Ancelotti, Bayern punya pelatih yang memiliki sistem permainan berbeda. Dia juga memiliki pengalaman memenangi trofi di semua klub yang dia latih, termasuk Liga Champions.

Bayern saat ini punya tim yang sangat bagus. Saya harap tidak ada pemain yang pergi karena materi tim saat ini lebih dari cukup untuk memenangi semua gelar.

Memenangi Liga Champions sudah seperti keharusan untuk Bayern. Kami nyaris ke final tahun ini namun gagal. Itulah sebabnya kami harus bekerja lebih keras dan meraih juara. Saya tidak sabar menunggu musim depan.

Pep Guardiola sudah banyak membawa perubahan positif di Bayern. Bagaimana Ancelotti bisa membuat mereka lebih bagus lagi?

Dengan pengalaman bersama klub sekelas AC Milan, Paris Saint-Germain, dan Real Madrid, Ancelotti sudah tahu apa yang harus dia lakukan.

Di Bayern, Ancelotti pertama-tama harus membangun harmoni di klub. Tanpa harmoni dan ketenangan di klub, Bayern tidak akan bisa berkonsentrasi.

Jika Ancelotti ingin membeli satu-dua pemain baru tidak masalah, tetap dia harus ingat bahwa dia sudah punya cukup opsi dengan skuat yang ada.


Mari berbicara soal persaingan di Bundesliga. Bayern memang selalu menjadi favorit untuk meraih gelar, tetapi bagaimana Anda melihat persaingan di liga untuk musim depan?

Benar, Bayern selalu jadi favorit dan mereka punya level berbeda. Namun saya ingin sekali melihat klub-klub seperti Borussia Dortmund, Bayer Leverkusen dan Schalke 04 menjadi pesaing.

Bandingkan dengan persaingan di Premier League. Musim ini Leicester City bisa juara tanpa diunggulkan. Menyenangkan sekali melihat mereka, kan?

Ketika saya masih bermain, Bayern pernah menunggu hingga detik terakhir untuk memastikan juara. Persaingan kala itu sangat sengit dan penonton pun menikmati momen-momen emosional seperti itu.

Tentu saya pribadi selalu senang melihat Bayern juara. Namun kalau Bayern memenangi segalanya, penonton bisa bosan. Tidak ada salahnya berharap ada perlawanan lebih dari klub lain. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P