Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mourinho-Van Gaal: Rekan, Rival, hingga Suksesor

By Anju Christian Silaban - Jumat, 27 Mei 2016 | 18:15 WIB
Jose Mourinho (kiri) memberi salam kepada Louis van Gaal sebelum pertandingan antara Inter Milan dan Bayern Muenchen pada final Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, 22 Mei 2010. (PEDRO ARMESTRE/AFP)

Ada percakapan penting antara Louis van Gaal dan Jose Mourinho pada musim panas 1999. Ketika itu, keduanya berduet sebagai pelatih kepala dan asisten pelatih Barcelona.

Mourinho mendapatkan tawaran dari Benfica untuk menjadi asisten Jupp Heynkess. Sebelum memberikan jawaban, Mourinho mengonsultasikannya kepada atasannya.

"Angkat telepon dan katakan kepada Presiden Benfica, apabila dia menginginkan Anda untuk mendampingi Jupp Heynckes, jawablah tidak," tutur Van Gaal.

"Apabila dia menginginkan Anda sebagai pelatih, saya akan mengantarkan Anda ke bandara dan Anda pergi. Sebab, Anda sudah siap untuk itu. Anda tidak boleh menjadi asisten lagi kalau meninggalkan saya," ucap pria berkebangsaan Belanda itu.

Petuah Van Gaal dituruti oleh Mourinho. Baru satu tahun berselang, saat Heynckes dipecat, pria asal Portugal itu menerima tawaran menjadi pelatih kepala Benfica.

Van Gaal memang berperan besar dalam langkah Mourinho menjadi pelatih papan atas. Ketika itu, Mourinho diizinkan memimpin tim pada sesi latihan dan partai uji coba. Sementara itu, Van Gaal memantau dari tribun.

Pengalaman ini sangat berarti untuk Mourinho. Terlebih lagi, dia dituntut mengendalikan ego sejumlah nama besar seperti Rivaldo, Ronaldo, Luis Figo, dan Hristo Stoichkov.

"Van Gaal menumbuhkan kepercayaan diri saya. Dia juga mengajarkan beberapa hal yang sangat penting untuk karier saya," tutur Mourinho.

Rival

Relasi antara Van Gaal dan Mourinho tidak lantas memanas meski harus berduel sebagai lawan. Ambil contoh menjelang final Liga Champions 2010, ketika Van Gaal menangani Bayern Muenchen dan Mourinho menukangi Inter Milan.

Bayern memastikan satu tempat di final terlebih dahulu, sedangkan Inter harus menunggu partai kandang ke markas Barcelona, Stadion Camp Nou.

Sebelum Inter melawat ke Barcelona, Van Gaal mengirimkan pesan singkat kepada Mourinho. Pesan tersebut berbunyi, "Anda tinggal menyisakan satu rintangan. Saya sudah berada di Madrid dan menunggu Anda."

Harapan Van Gaal untuk kembali bersua Mourinho terealisasi. Inter melaju ke final dengan kemenangan agregat 3-2.

Mourinho membalasnya dengan sambutan hangat ketika Van Gaal dipastikan menangani Manchester United pada musim panas 2014. Nama terakhir bermodalkan kesuksesan tim nasional Belanda melaju ke semifinal Piala Dunia.

"Kami sama-sama pelatih hebat dan terlahir untuk itu. Van Gaal adalah pelatih terbaik di dunia dan seorang teman baik. Saya tidak sabar bermain melawan Man United," tutur Mourinho.

Relasi keduanya baru terlihat janggal dalam setengah tahun terakhir. Akibat sejumlah minor pada akhir 2015, Van Gaal mulai digoyang isu pemecatan. Mourinho pun digadang-gadang sebagai suksesor.

Tak heran, setelah final Piala FA, Sabtu (21/5/2016), Van Gaal sempat berujar, "Saya menunjukkan trofi kepada Anda, tetapi tidak ingin berbicara kepada rekan-rekan media yang sudah memecat saya sejak enam bulan lalu."

Rumor tersebut akhirnya terealisasi. Man United mengumumkan pemutusan kontrak Van Gaal, Senin (23/5/2016, dan perekrutan Mourinho, Jumat (27/5/2016).

Tanpa petuah Van Gaal 17 tahun lalu, Mourinho mungkin tidak akan menjadi manajer papan atas dan mendapatkan pekerjaan yang diidamkannya sejak lama.

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P