Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ryan Giggs Sebaiknya Membuktikan Diri di Klub Lain Terlebih Dulu

By Suryo Wahono - Rabu, 25 Mei 2016 | 12:54 WIB
Ryan Giggs saat mengontrol sesi latihan pemain Manchester United di AON Training Complex, 16 Maret 2016. (STEVE BARDENS/GETTY IMAGES)

Masa depan Ryan Giggs di Old Trafford masih mengambang. Setelah Louis van Gaal dipecat, ada sejumlah sinyal bahwa Giggs mungkin tak akan bertahan. 

Sementara itu, Jose Mourinho masih menjadi kandidat terdepan untuk menggantikan pelatih asal Belanda yang telah dipecat itu.

Giggs telah bersama Manchester United sejak dia berumur 14.

Dia masuk pertama kali ke tim inti senior pada usia 23 tahun. Sepanjang kariernya sebagai pemain, Giggs telah mengoleksi 13 trofi liga lokal, dua dari Liga Champions, dan beberapa trofi dari ajang lainnya.

Karena itu, masa depan Ryan Giggs menjadi penting. Dia telah cukup lama dipersiapkan untuk menjadi pengganti ideal era Sir Alex Ferguson.

Setelah menjadi asisten sekaligus pemain di bawah David Moyes, menjadi manajer pengganti dengan menangani empat partai Premier League, Giggs lalu belajar lebih jauh bersama Van Gaal.

Apakah sebaiknya Giggs pergi?

Bila salah satu pemain dari Class of '92 ini hengkang, hal itu akan menjadi kerugian besar.

Akan tetapi, sejauh ini peran Giggs tampaknya belum cukup signifikan.

Baca Juga:

Dia juga jarang terlihat memberikan komentar apalagi analisis yang menunjukkan kesiapannya mengambil peran lebih besar.

Seandainya bertahan, kemungkinan posisi terbaik tetap menjadi asisten manajer.

Tetapi, Giggs mungkin perlu memulai membangun jejak kebesarannya sendiri dari tempat lain. Setelah mendapat lisensi penuh dari UEFA, tawaran pekerjaan sepertinya tidak akan kurang.

Meski Manchester United menginginkan Giggs bertahan, asisten pelatih berumur 42 tahun tersebut bisa berkaca dengan sesama mantan legenda klub yang seangkatan di klub lain.

Ambil contoh Josep Guardiola umpamanya.

Manajer baru Manchester City itu mengawali karier manajerial dengan menjadi pelatih Barcelona B.


Pep Guardiola Tito Vilanova dan Tito Vilanova ketika masih bersama di Barcelona(ANGEL MARTINEZ/GETTY IMAGES)

Sistem tim junior di liga Spanyol berbeda dengan Inggris. Guardiola lebih dulu sukses membesut Barca B menjadi juara Tercera Division, lalu masuk Segunda Division.

Berkat prestasi ini, Presiden Joan Laporta lantas menunjuk Pep sebagai pelatih kepala tim senior untuk menggantikan Frank Rijkaard.

Penunjukan tersebut mungkin berbau spekulasi mengingat usia Pep ketika itu.

Akan tetapi, selama empat tahun menangani tim senior, Guardiola telah menyumbang 14 gelar bagi Barcelona. Setelah itu Pep mengembara di Bayern Muenchen dan kini Manchester City.

Contoh sukses lainnya adalah Luis Enrique.

Pelatih yang kini berumur 46 tahun itu juga mengawali karier di Barcelona B. Enrique sempat mencoba peran bersama AS Roma meski tidak sukses. Enrique mengundurkan diri setahun setelah direkrut.

Kemudian, Enrique mencoba menangani Celta Vigo.

Selama musim perdana, Celta dibawa ke peringkat kesembilan klasemen akhir La Liga, lalu dia mengundurkan diri lagi.

Dari situ barulah ia dipercaya sebagai pelatih tim senior Barcelona sampai sekarang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P