Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajemen Persegres Gresik mengaku prihatin atas banyaknya korban akibat bentrok antara suporter Ultras dan pendukung PS TNI saat kedua tim bertemu pada pertandingan lanjutan Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016 di Stadion Tri Dharma, Minggu (22/6/2016).
Manajer Persegres, Bagus Cahyo Yuwono, merasa sangat sedih terhadap insiden yang mencoreng sepak bola nasional ini. Karena itu, selepas pertandingan, Bagus langsung menuju RS Petrokimia dan RS Ibnu Sina tempat para korban dirawat.
Dari data yang didapat manajemen, ada 55 orang korban dari kubu suporter Ultras. Sebanyak 29 korban dirawat di RS Petrokimia dan 26 korban di RS Ibnu Sina.
"Kejadian ini sangat memukul kami. Manajemen akan bertanggung jawab penuh atas semua biaya korban hingga sembuh," tegas Bagus.
Baca Juga:
Sementara Ketua Panpel Persegres Choirul Anam juga menjelaskan bahwa pihaknya jauh hari telah mempersiapkan dengan detail mengenai pelaksanaan pertandingan ini dengan menggelar rapat koordinasi yang digelar di Polres Gresik pada hari Kamis (19/5/2016).
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan pertandingan ini dengan baik terutama masalah keamanan. Pihak panpel juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait mulai dari keamanan mulai dari Polres, Garnisun, Sub Denpom, Satpol PP, pemadam kebakaran, Dinas Perhubungan, medis, portir, koordinator parkir, pengelola stadion serta perwakilan suporter," tutur Anam.
Insiden bentrokan antara kedua suporter terjadi saat laga baru berjalan dua menit. Kericuhan bermula saat seorang oknum Ultras berniat mencopot spanduk dukungan PS TNI yang dipasang di sektor lima. Wilayah itu merupakan area ultras untuk yel-yel, koreo, dan memasang spanduk dukungan.
Dalam rilis yang dikirimkan Djoko Purwoko selaku Media Officer PS TNI kepada media, Senin (23/5/2016), meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada suporter Persegres Gresik United atas insiden tersebut.
Namun, mereka juga menilai kejadian tersebut terjadi lantaran dipicu aksi provokasi dari suporter tuan rumah. Sejumlah cemoohan bernada kasar, menurut pernyataan resmi PS TNI, hingga pelemparan batu, dilontarkan suporter tuan rumah. Salah satu lemparan itu mengenai anggota PS TNI sehingga memicu oknum suporter lain untuk turun ke lapangan.