Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penantian Indonesia untuk kembali memboyong Piala Thomas ke Tanah Air belum berujung. Padahal, mimpi selama 14 tahun itu nyaris menjadi kenyataan ketika Hendra Setiawan dan kawan-kawan melaju ke final turnamen beregu putra paling bergengsi itu.
Laporan langsung Aloysius Gonsaga Angi Ebo dari Kunshan, China
Sayang, Indonesia tak mampu membendung Denmark, yang tampil dengan kekuatan terbaiknya. Raksasa bulu tangkis Eropa tersebut menyapu bersih tiga nomor tunggal dan Indonesia harus puas dengan kemenangan dari sektor ganda sehingga skor akhir adalah 3-2 untuk Denmark pada partai puncak di Kunshan Sports Center, Minggu (22/5/2016).
Indonesia, yang terakhir kali mengangkat trofi Piala Thomas pada 2002, harus menunggu lagi. Sebaliknya, Denmark mengukir sejarah karena ini adalah gelar pertama mereka setelah gagal dalam delapan partai final sebelumnya, termasuk dikalahkan Indonesia pada 1964 di Tokyo, 1973 dan 1979 di Jakarta, serta 1996 di Hong Kong.
Kecewa dan sedih sudah pasti melanda kubu Indonesia, tetapi ada harapan besar untuk mewujudkan impian menjadi juara pada perhelatan dua tahun mendatang. Ini lantaran skuat Piala Thomas 2016 dihuni sejumlah besar pemain muda, terutama pada tiga tunggal putra yakni Jonatan Christie, Anthony Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa. Jonatan baru akan berusia 19 tahun pada Agustus nanti, Ginting 19 tahun dan Ihsan 20 tahun.
"Saya rasa tim kami sudah berjuang maksimal dan saya juga sangat yakin, dalam dua tahun lagi para pemain muda ini sudah lebih matang. Ini adalah modal bagi semuanya, terutama pemain yang masih muda. Harapan saya, dalam dua tahun dari sekarang mereka bisa lebih siap lagi," ujar Hendra, yang didaulat menjadi kapten tim Thomas Indonesia.
Baca Juga:
Nada optimisme juga meluncur dari mulut manajer tim Piala Thomas dan Uber Indonesia, Rexy Mainaky. Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia pada sektor ganda putra ini merasa yakin pasukan Merah Putih akan lebih kuat pada Piala Thomas 2018, di manapun event dwitahunan itu diselenggarakan.
"Saya kira para pemain muda yang ada sekarang memiliki kapabilitas dan peluang untuk menembus posisi 20 bahkan 15 dunia pada akhir tahun ini. Mereka juga bakal lebih kuat pada Piala Thomas mendatang, seperti yang dikatakan Hendra," ungkap Rexy.
Pasukan putri pun menyimpan secercah harapan, karena pada event kali ini dihuni sebagian besar pemain muda. Tengok saja pada sektor tunggal, ada Fitriani yang berusia 19 tahun, Hana Ramadhini (21 tahun) dan Gregoria Mariska (16 tahun). Tiga pemain muda ini mendapat kesempatan bermain dan cukup impresif selama fase grup hingga perempat final.
Memang, secara keseluruhan para duta bulu tangkis Indonesia sudah berjuang maksimal selama perhelatan Piala Thomas dan Uber 2016 di Kunshan, China. Target realistis terpenuhi, yakni tim putri menembus perempat final dan putra mencapai final. Sayang, target idealis (tim Uber ke semifinal dan Thomas menjadi juara) gagal tercapai.
Seperti jargon yang kerab didengungkan bahwa kegagaan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda, semoga tim muda yang tidak bisa menjadi juara di Kunshan ini akan mengangkat trofi Piala Thomas (dan Uber) pada dua tahun mendatang.
Belum diketahui di mana tempat penyelenggaraan turnamen beregu putra dan putri antarnegara tersebut karena baru akan diumumkan sebelum Olimpiade 2016 di Brasil pada Agustus nanti. Hal itu diungkapkan oleh Pesiden BWF yang merupakan mantan bintang bulu tangkis Denmark, Poul-Erik Hoeyer Larsen.
"Soal tempat untuk dua tahun mendatang akan diumumkan pada event media setelah Juni nanti. Sekarang saya pun ingin ikut berbahagia bersama negaraku, yang untuk pertama kalinya meraih gelar Piala Thomas," ujar Poul-Erik, yang menyumbang medali emas pada Olimpiade 1996 di Atlanta, serta menyabet dua gelar All England (1995, 1996).