Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tunggal ketiga Denmark, Hans-Kristian Vittinghus, menjadi pahlawan negaranya pada final Piala Thomas di Kunshan Sports Center, Minggu (22/5/2016). Pemain peringkat ke-13 dunia ini mengalahkan tunggal ketiga Indonesia, Ihsan Maulana Mostofa 21-15, 21-7 yang membuat Denmark menang 3-2.
Laporan langsung Aloysius Gonsaga Angi Ebo dari Kunshan, China
Alhasil, Denmark mengakhiri penantian panjang mereka untuk merengkuh lambang supremasi tertinggi turnamen beregu putra antarnegara tersebut. Setelah pada delapan kesempatan sebelumnya mereka selalu gagal, kali ini Denmark berhasil menjadi yang terbaik.
Berstatus pahlawan bukan berarti Vittinghus mendapat "hadiah" tiket menuju Olimpiade 2016 di Brasil pada Agustus nanti. Lantaran setiap negara hanya boleh mengirimkan maksimal dua wakil pada setiap nomor yang dipertandingkan, maka Vittinghus harus bersaing dengan tunggal utama mereka yang menempati urutan keempat dunia, Viktor Axelsen, serta pemain peringkat kelima dunia, Jan O Jorgensen, untuk memperebutkan dua kursi tersebut.
"Saya 99 persen pasti tidak bisa ke Olimpiade meskipun tim masih akan melakukan seleksi. Saya saat ini berada di peringkat ke-13 sehingga rasanya sulit pergi. Tetapi saya senang karena kami memiliki pemain-pemain bagus dan saya merasa beruntung bisa merasakan kebahagiaan saat ini menjadi juara Piala Thomas," ujar Vittinghus.
"Impian dalam karierku adalah menjadi juara Olimpiade, juara All England dan juara Piala Thomas. Tentu saja saya kecewa tidak bisa ke Olimpiade, tetapi mimpiku untuk menjadi juara Piala Thomas sudah terwujud," tambah pemain 30 tahun tersebut.
"Karena itu saya tidak mau memikirkan tentang Olimpiade. Saat ini saya hanya ingin menikmati momen juara Piala Thomas."
Memang, saat ini Denmark memiliki tiga pemain yang berada dalam jajaran 20 besar dunia. Tetapi melihat peluang yang ada, maka Axelsen dan Jorgensen yang paling berpeluang terpilih mengikuti Olimpiade Rio bulan Agustus nanti.