Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, mengaku tidak sepakat dengan anggapan yang menyatakan bahwa Atletico Madrid adalah tim defensif.
Pendapat ini diutarakan Zidane kurang dari satu pekan menjelang final Liga Champions di Stadion San Siro, Sabtu (28/5/2016).
Atletico menjadi kejutan besar pada Liga Champions musim ini. Mereka menyingkirkan tim unggulan seperti Barcelona dan Bayern Muenchen dalam perjalanan menuju final.
Akan tetapi, klub berjulukan Los Rojiblancos itu dikritik karena dianggap memeragakan permainan bertahan. UEFA mencatat, rata-rata penguasaan bola pasukan Diego Simeone pada perempat final dan semifinal cuma 30,75 persen.
Baca Juga:
Zidane pun mengakui pertahanan solid yang dimiliki rival sekotanya. Namun, dia tidak yakin bahwa Atletico kembali bermain pasif pada partai puncak.
"Atletico akan bertahan dengan baik seperti biasanya. Hanya, Anda tidak bisa mengatakan, Atletico cuma bisa bertahan," kata Zidane.
"Mereka juga mampu memeragakan permainan bagus dan menyulitkan lawan. Kami menyadari hal itu dan siap menunjukkan permainan dengan gaya kami," tutur pria berkebangsaan Prancis itu.
Great cross from @Cristiano, super finish by @Benzema!#RMCity #APorLaUndecima #HalaMadrid https://t.co/ngBO5rxPB2
— Real Madrid C.F. (@realmadriden) May 18, 2016
Apabila Madrid memenangi laga kali ini, Zidane pun menorehkan catatan spesial. Dia menjadi sosok yang menjuarai Liga Champions dengan tiga peran berbeda, yaitu pemain, asisten pelatih, dan pelatih kepala.
"Saya kini memiliki kesempatan lain untuk ambil bagian di final. Saya begitu beruntung bisa menjalani karier hebat di klub ini," ucap Zidane.
Zidane sendiri memiliki memori manis terkait Atletico di final Liga Champions. Ketika Madrid menang atas rival sekotanya pada edisi 2014, dia menduduki kursi asisten pelatih.
Sensational saves by @NavasKeylor and @KikoCasilla13 in training today!#RMCity #APorLaUndecima #HalaMadrid https://t.co/jmnz6CL4y6
— Real Madrid C.F. (@realmadriden) May 20, 2016