Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga di Serui biasanya kerap menyita energi tim lawan yang bertandang ke sana. Demikian pula yang dirasakan sebagian besar rombongan tim Persija guna melakoni laga kontra Perseru, Sabtu (21/5/2016).
Penulis: Martinus Raya Bangun
“Kami tiba di Serui Jumat (20/5/2016) pagi menjelang siang. Begitu tiba di hotel dan makan siang, saya langsung tidur dan ini baru bangun. Tahu-tahu sudah pukul 20.00 waktu sini,” ujar Maman via telepon kepada BOLA.
Bek senior tersebut mengakui bahwa dirinya termasuk pribadi yang takut terbang.
“Namun, karena ini pengalaman pertama, rasanya cukup menyenangkan. Sebelumnya saya pernah ke Wamena. Cuma kalau ke sana, pesawatnya lebih besar,” ujar Maman.
Baca juga:
Ia menuturkan bahwa dari Jakarta, rombongan lebih dulu transit di Biak, untuk kemudian berganti pesawat yang lebih kecil ke Serui.
“Sebelum naik pesawat kecil ke Serui, berat badan dan bawaan kami ditimbang. Ada dua kloter. Kloter pertama berisi 17 pemain. Hanya sisa Jose Guerra yang ikut kloter kedua. Di dalam pesawat tak ada pramugarinya dan bisa langsung lihat pilot,” ujar Maman.
Lantas apa ada wajah-wajah takut atau panik dalam penerbangan tersebut?
“Sepertinya rasa panik dan takut ditutupi dengan bercanda dan merekam pemandangan di luar pesawat,” ujar Maman.
[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4900317848001&preload=none[/video]