Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hamka Hamzah melalui setengah masa hidupnya sebagai pesepak bola profesional Tanah Air. Kendati dikenal sebagai pemain paten dan bahkan sempat menjadi kapten timnas, perjalanan kariernya dihiasi berbagai kontroversi hingga dilabeli badboy alias anak nakal.
Penulis: Ovan Setiawan/Andrew Sihombing
Hamka setidaknya beberapa kali menjadi berita karena berseteru dengan pemain lawan, suporter, hingga melontarkan kalimat provokasi saat dipanggil ke timnas di era dualisme.
Ia pun tak segan-segan menentang otoritas pelatihnya sendiri.
Stigma demi stigma itulah yang sempat membuat pelatih Arema, Milomir Seslija, sempat menolak kehadiran Hamka di Arema.
Sang pelatih seolah menutup mata dan telinga dengan perubahan sikap eks kapten Persija tersebut belakangan.
Milo, sapaan sang pelatih, pasti tak menyesal telah sudi berdamai dan menerima Hamka di Arema. Hamka saat ini adalah pemain yang sudah betul-betul matang secara emosi dan selalu menjadi pemimpin bagi rekan-rekannya di lapangan.
Lihat saja sikapnya saat menghadapi Madura United di pekan kedua TSC.
Saat terjadi keributan antarpemain setelah pelanggaran keras Hendro Siswanto terhadap Engelberd Sani, Hamka terlihat menenangkan rekan-rekannya.
Hamka juga kian membuktikan pada kaum nyinyir bahwa ia belum habis.
Keberadaannya di jantung pertahanan bersama Goran Ganchev merupakan faktor utama di balik ketangguhan Singo Edan, yang tidak kebobolan dalam tiga laga pembuka di TSC A.
Tersubur
Namun, pria berusia 32 tahun kelahiran Makassar ini rupanya masih tetap “nakal”. Buktinya, ia malah rajin melakukan hal yang semestinya bukan tanggung jawab utamanya, yakni mencetak gol.
Hamka telah mengemas dua gol di TSC A. Satu diciptakannya saat menghadapi Persiba di laga pembuka, sementara satunya lagi ketika menghadapi Mitra Kukar pada Jumat (20/5).
Di partai pamungkas, Hamka bahkan lebih banyak menguji peruntungan di lini depan bak striker haus gol di akhir-akhir babak kedua.
Jumlah itu bukan hanya menjadikannya sebagai pemain tersubur Arema untuk sementara, tetapi juga pemain belakang paling tajam di TSC A.
Saat melawan Persiba, Hamka didaulat sebagai pemain terbaik oleh banyak kalangan.
Kendati menuai banyak pujian, Hamka merendah.
“Soal gol, itu berkat kerja sama tim. Yang paling penting adalah bahwa kita berusaha memberikan yang terbaik untuk tim,” katanya kepada BOLA.
Gamang
Adapun kekalahan 1-2 yang diterima di markas Mitra Kukar seolah menegaskan kegamangan Arema dalam melakoni partai tandang di TSC A.
Sepasang pertandingan away yang telah dilakoni hanya menyumbangkan satu poin, yakni hasil imbang 0-0 melawan Madura United. Sebaliknya, dua partai kandang disapu bersih.
Dalam laga melawan Mitra Kukar, Arema sebenarnya mampu bermain menekan. Bola lebih banyak dikuasai Esteban Vizcaraa dkk.
Namun, pada menit ke-37 Tim Singo Edan kebobolan oleh gol pemain berpaspor Timor Leste, Alan Leandro, yang memaksimalkan kesalahan kiper Kurnia Meiga dalam mengantisipasi umpan lambung Marlon da Silva.
Pada babak kedua, agresivitas Arema meningkat dengan masuknya Sunarto dan pemain debutan Febri Hamzah.
Hamka, yang turut merangsek maju ke depan gawang Mitra Kukar, mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Namun, hasil imbang tersebut hanya bertahan sekitar dua menit. Arema kembali kebobolan melalui tembakan Artur Cunha.
Hingga pertandingan berakhir, skor masih tetap 2-1 untuk keunggulan tuan rumah, Mitra Kukar.
“Kami sudah bermain bagus, hanya kurang konsentrasi di beberapa menit sehingga kami kemasukan,” ucap Milo.
Pelatih asal Bosnia itu menegaskan bahwa hasil tersebut tidak ada hubungannya dengan cedera Cristian Gonzales dan Dendi Santoso.
“Tidak ada pengaruh dengan absennya mereka, tetapi hasil ini persoalan mental dan konsentrasi,” katanya.