Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Musim AS Roma tak sempurna. Mengawali kompetisi sebagai salah satu kandidat juara, klub beralias I Lupi (Serigala) harus mengalami fase keterpurukan. Rudi Garcia pergi, Luciano Spalletti kembali dan menyuntikkan optimisme.
Penulis : Anggun Pratama
Garcia membawa tim naik-turun di awal musim ini. Saat Garcia meninggalkan tim pada 13 Januari atau setelah pekan ke- 19, Roma ada di peringkat lima.
Padahal target tim adalah mencoba lebih baik atau paling tidak sama dengan musim sebelumnya ketika mereka finis di peringkat dua di bawah Juventus.
Klub dan sang pelatih sepakat menghentikan kerja sama. Luciano Spalletti akhirnya kembali. Dampak positif kedatangannya sangat cepat terasa.
Roma dengan cepat memangkas jarak dengan Napoli yang terus tertahan di peringkat dua. Hingga laga terakhir, Roma menjaga peluang finis di tempat yang sama ketika mengakhiri 2014-2015.
Kedatangan Stephan El Shaarawy dan Diego Perotti di bursa transfer Januari 2016 menjadi pelengkap tim. Spalletti bisa memainkan sistem favoritnya 4-2-3-1 dengan sangat mengalir.
Manajemen penggunaan tenaga Francesco Totti juga dirasa cukup. Sering tampil sebagai pengganti di babak kedua, Totti hampir selalu sanggup membawa perubahan positif.
Spalletti kini sudah punya fondasi kuat buat menghadapi musim 2016-2017.
[video]https://video.kompas.com/e/4893989251001_ackom_pballball[/video]