Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Start dan pencapaian bagus di putaran pertama seakan menegaskan bahwa Paulo Sousa memang pantas ditunjuk membesut Fiorentina.
Penulis : Riemantono Harsojo
Hasil kerja Sousa membuat manajemen Fiorentina tersenyum karena sepertinya dia bisa membawa tim finis di tiga besar.
Sebelumnya dalam tiga musim terakhir, di bawah arahan pelatih Vincenzo Montella, La Viola selalu finis di posisi keempat.
Fiorentina memang memiliki ambisi masuk tiga besar dan berpartisipasi di Liga Champions. Hasil kerja Sousa di awal musim bukan hanya menawarkan impian berlaga di Liga Champions.
Impian meraih scudetto pertama sejak musim 1968-1969 pun muncul gara-gara performa menjanjikan Gonzalo Rodriguez cs.
Pada pekan keenam (27 September), kemenangan telak 4-1 atas pemimpin klasemen Inter di kandangnya mengantar Fiorentina ke posisi puncak. Pencapaian tersebut tak pernah diraih La Viola asuhan Montella.
64 - Jumlah poin yang dicetak Fiorentina sepanjang kompetisi Serie A 2015-2016.
Tidak hanya sepekan, Tim Ungu berada di peringkat pertama selama tiga giornata beruntun dan mendudukinya lagi di pekan ke-11 dan 12.
Setelah itu, hingga menjelang paruh pertama kelar, La Viola terus menempel sang pemimpin klasemen Inter.
Akan tetapi, Fiorentina seperti kehabisan bensin di paruh kedua. Selama lima pekan terhitung sejak giornata 27, I Gigliati tidak pernah menang.
Baca Juga:
Tim Ungu digeser Roma dari posisi peringkat tiga dan itu terkonfi rmasi setelah pasukan Sousa takluk 4-1 dari Roma di pekan ke-28.
Fiorentina bahkan semakin jauh dari tiga besar setelah mengalami tiga kekalahan pada giornata 32 hingga 35. Sampai akhir musim, La Viola berada di posisi kelima.
Sousa mengatakan Fiorentina tidak gagal. Pelatih asal Portugal itu menyebut Tim Ungu seakan tidak mencapai ekspektasi karena pencapaiannya di akhir kompetisi dibandingkan dengan start dan prestasi di paruh pertama yang sangat bagus.
[video]https://video.kompas.com/e/4894871966001_ackom_pballball[/video]