Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Entah apa yang ada dalam benak Meneer Belanda Louis Van Gaal sebagai komandan. Kinerja Manchester United bukannya membaik pada musim keduanya justru makin terpuruk.
Penulis: Dedi Rinaldi
Pada musim lalu, Van Gaal mampu memperbaiki peringkat United, yang hancur-lebur di tangan David Moyes. United diangkat ke posisi empat besar sekaligus meraih tiket ke Liga Champion.
Logikanya, musim kedua akan lebih baik. Asumsi berdasarkan logika tersebut kemudian membuat United sempat masuk daftar kandidat juara Premier League 2015/16. Apalagi, Van Gaal juga menambah kekuatan dengan belanja pemain berkelas.
United diperkuat Memphis Depay, Bastian Schweinsteiger, Morgan Schneiderlin, Matteo Darmian, Anthony Martial, serta Sergio Romero.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. United justru semakin dalam terjebak pada pola permainan genit dan rumit, semakin tidak konsisten, dan akhirnya kerap menuai kekalahan dari tim-tim yang di atas kertas mudah untuk ditundukkan.
United bisa kalah dari tim sekelas Bournemouth, Norwich, Stoke, dan Sunderland. Keempat lawan ini merupakan tim yang dulu hanya bisa bermimpi untuk sekadar bermain imbang.
Kemuraman juga menular pada ajang Liga Champion, di mana Setan Merah tak mampu lolos dari fase grup dan tergusur ke Liga Europa. Ketika bermain di ajang Liga Europa, United sempat menorehkan rasa malu karena dikalahkan klub liliput asal Denmark, Midtjylland.
Bila ada kebanggaan yang tersisa, itu ialah lolosnya Wayne Rooney cs. ke partai final Piala FA.
Akan tetapi, sulit rasanya diterima akal sehat apabila masa tugas Van Gaal masih diperpanjang ke musim berikutnya.
MOMEN TERBAIK
Kepastian lolos ke final Piala FA, yang diraih pada menit ke 90+3 laga semifinal, 23 April 2016. Kemenangan itu menjadi satu-satunya harapan pada United untuk terlihat sebagai klub besar.
MOMEN TERBURUK
Kekalahan mencengangkan 1-2 dari klub sekelas Bournemouth pada 12 Desember 2015. Sebuah torehan yang sekaligus menandakan bahwa United sudah kehilangan roh sebagai tim juara.
BINTANG
Bila bukan David De Gea, bisa jadi peringkat Setan akan lebih buruk lagi. Berulang kali kiper Spanyol ini melakukan penyelamatan gemilang dan menghindarkan tim dari kekalahan.
FLOP
Memphis Depay lebih banyak berulah ketimbang berkonribusi pada tim. Dibeli mahal, namun gelandang asal Belanda ini akhirnya lebih banyak berada di bangku cadangan.
REVELATION
Boleh disebut salah satu nilai plus Louis Van Gaal. Marcus Rashford dimunculkan dan langsung memberi bukti dengan torehan tujuh gol dari 16 penampilan di semua kompetisi.