Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manchester United 2015-2016: Meneer Makin Menyebalkan

By Jumat, 20 Mei 2016 | 13:52 WIB
Manajer Manchester United, Louis van Gaal, melambaikan tangan kepada para fans dalam pertandingan ronde keenam Piala FA 2015-2016 menghadapi West Ham United di Old Trafford, Manchester, Inggris, pada Minggu (13/3/2016). (CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES)

Entah apa yang ada dalam benak Meneer Belanda Louis Van Gaal sebagai komandan. Kinerja Manchester United bukannya membaik pada musim keduanya justru makin terpuruk.

Penulis: Dedi Rinaldi

Pada musim lalu, Van Gaal mampu memperbaiki peringkat United, yang hancur-lebur di tangan David Moyes. United diangkat ke posisi empat besar sekaligus meraih tiket ke Liga Champion.

Logikanya, musim kedua akan lebih baik. Asumsi berdasarkan logika tersebut kemudian membuat United sempat masuk daftar kandidat juara Premier League 2015/16. Apalagi, Van Gaal juga menambah kekuatan dengan belanja pemain berkelas.

United diperkuat Memphis Depay, Bastian Schweinsteiger, Morgan Schneiderlin, Matteo Darmian, Anthony Martial, serta Sergio Romero.

Namun, yang terjadi malah sebaliknya. United justru semakin dalam terjebak pada pola permainan genit dan rumit, semakin tidak konsisten, dan akhirnya kerap menuai kekalahan dari tim-tim yang di atas kertas mudah untuk ditundukkan.

United bisa kalah dari tim sekelas Bournemouth, Norwich, Stoke, dan Sunderland. Keempat lawan ini merupakan tim yang dulu hanya bisa bermimpi untuk sekadar bermain imbang.

Kemuraman juga menular pada ajang Liga Champion, di mana Setan Merah tak mampu lolos dari fase grup dan tergusur ke Liga Europa. Ketika bermain di ajang Liga Europa, United sempat menorehkan rasa malu karena dikalahkan klub liliput asal Denmark, Midtjylland.

Bila ada kebanggaan yang tersisa, itu ialah lolosnya Wayne Rooney cs. ke partai final Piala FA.

Akan tetapi, sulit rasanya diterima akal sehat apabila masa tugas Van Gaal masih diperpanjang ke musim berikutnya.

 


Striker Manchester United, Anthony Martial, merayakan golnya ke gawang Everton dalam laga semifinal Piala FA di stadion Wembley, London, 23 April 2016.(PAUL GILHAM/GETTY IMAGES)

MOMEN TERBAIK

Kepastian lolos ke final Piala FA, yang diraih pada menit ke 90+3 laga semifinal, 23 April 2016. Kemenangan itu menjadi satu-satunya harapan pada United untuk terlihat sebagai klub besar.


Pemain Bournemouth, Junior Stanislas dan Dan Gosling, merayakan kemenangan atas Manchester United dalam laga lanjutan Premier League 2015-2016 di stadion Vitality, Bournemouth, 12 Desember 2015.(JORDAN MANSFIELD/GETTY IMAGES)

MOMEN TERBURUK

Kekalahan mencengangkan 1-2 dari klub sekelas Bournemouth pada 12 Desember 2015. Sebuah torehan yang sekaligus menandakan bahwa United sudah kehilangan roh sebagai tim juara.


Kiper Manchester United, David De Gea, ikut merayakan gol Juan Mata ke gawang Watford pada laga Premier League di Old Trafford pada 2 Maret 2016.(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

BINTANG

Bila bukan David De Gea, bisa jadi peringkat Setan akan lebih buruk lagi. Berulang kali kiper Spanyol ini melakukan penyelamatan gemilang dan menghindarkan tim dari kekalahan.


Pemain sayap Manchester United, Memphis Depay, bereaksi setelah gagal memanfaatkan peluang kontra Norwich, 19 Desember 2015.(OLI SCARFF/AFP)

FLOP

Memphis Depay lebih banyak berulah ketimbang berkonribusi pada tim. Dibeli mahal, namun gelandang asal Belanda ini akhirnya lebih banyak berada di bangku cadangan.


Ekspresi striker muda Manchetser United, Marcus Rashford, dalam pertandingan Premier League 2015-2016 menghadapi Everton di Old Trafford, Manchester, Inggris, pada 3 April 2016.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

REVELATION

Boleh disebut salah satu nilai plus Louis Van Gaal. Marcus Rashford dimunculkan dan langsung memberi bukti dengan torehan tujuh gol dari 16 penampilan di semua kompetisi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P