Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Arsenal 2015-2016: Inkonsistensi Menjauhkan Prestasi

By Jumat, 20 Mei 2016 | 14:17 WIB
Ekspresi kiper Arsenal, Petr Cech, dalam pertandingan Premier League 2015-2016 menghadapi Swansea City di Emirates, London, Inggris, pada 2 Maret 2016. (RICHARD HEATHCOTE/GETTY IMAGES)

Dalam 21 musim beruntun, Arsenal dibuat bahagia karena selalu bisa merayakan Saint Totteringham's Day.

Penulis: Sem Bagaskara

Hari Saint Totteringham's merupakan rekaan fan Arsenal untuk merayakan keberhasilan tim kesayangan mereka finis di atas sang rival bebuyutan, Tottenham Hotspur.

Namun, Premier League 2015/16 seharusnya bisa diakhiri Arsenal dengan kisah yang lebih indah daripada sekadar kepastian hadirnya Saint Totteringham's Day.

Ya, kesuksesan finis di atas Tottenham tentu akan sempurna jika Arsenal bisa mendekap trofi juara.

The Gunners langsung dikaitkan dengan titel Premier League 2015/16 begitu berhasil merekrut Petr Cech secara gratis dari Chelsea pada musim panas tahun lalu.

Bek legendaris Chelsea, John Terry, menyebut Cech berharga 12 hingga 15 poin ekstra buat Arsenal.

Namun, Cech kemudian malah bikin blunder yang mengakibatkan The Gunners takluk 0-2 dari West Ham pada pekan pembuka.

Kiper asal Republik Ceska itu kemudian bangkit dengan sanggup menorehkan enam clean sheet dalam 10 partai berikut. Seiring dengan membaiknya performa Cech, Arsenal segera kembali masuk bursa juara.

Periode terbaik The Gunners terjadi menjelang Natal 2015, di mana mereka sukses meraup 11 kemenangan dalam 14 pertandingan, termasuk pertemuan dengan para pesaing langsung semodel Leicester (5-2), Manchester United (3-0), dan Manchester City (2-1).

Akan tetapi, Arsenal kembali menemui masalah yang senantiasa menghantui mereka dalam beberapa musim belakangan, yakni cedera dan inkonsistensi performa.

Skor imbang 3-3 melawan Liverpool pada awal Januari menjadi pemicu awal musnahnya mimpi skuat asuhan Arsene Wenger meraih gelar juara.

Hasil itu diikuti dengan skor imbang melawan Stoke (0-0), kekalahan dari Chelsea (0-1), serta satu skor imbang lagi versus Southampton (0-0).

Kemenangan dramatis atas Leicester pada 14 Februari seperti tak berarti, karena The Gunners tersungkur di dua partai berikut kontra Man. United (2-3) dan Swansea (0-1).

Daripada terlalu larut dalam euforia perayaan Saint Totteringham's day musim ini, personel Arsenal lebih baik memakai "hari raya" itu sebagai pengingat bahwa sekali lagi inkonsistensi telah menjauhkan mereka dari prestasi tertinggi.