Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tak bisa dipungkiri, pelatih Liverpool, Juegen Klopp, merupakan salah satu manajer terbaik di Eropa saat ini. Akan tetapi, ia punya misi besar untuk menyudahi catatan buruknya di partai pamungkas.
Tak hanya kemampuannya meramu tim dan skema permainan, hasratnya di pinggir lapangan seperti tak ada dua.
Bagi Klopp, setiap gol Liverpool adalah hadiah terindah yang bisa ia miliki.
Bahkan hal-hal terkecil di lapangan seperti lemparan ke dalam dan memanggil pemain pengganti dapat membuat ekspresi Klopp berbinar-binar.
Keahlian Klopp meramu strategi dan kebersamaan tim mendapat pujian dari anak buahnya.
"Ia manajer hebat dan telah mengubah beberapa hal sejak datang, terutama mentalitas dan memberi para pemain kepercayaan mereka bisa menjuarai gelar,” ujar Philippe Coutinho, playmaker The Reds, seperti dikutip Liverpool Echo.
Hanya dalam enam bulan, dengan materi pemain sama yang dimiliki pelatih sebelumnya, Brendan Rodgers, ia dua kali mengantar The Reds ke partai final cup competitions.
Musim ini ia sudah membawa Liverpool ke final Piala Liga Inggris walau harus mengakui keunggulan CIty 3-1 di babak adu penalti. Kedua, tentu saja
Bagi Klopp, kemunduran di laga pamungkas tersebut bagaikan suara dari kaset rusak kariernya.
Setelah berjaya atas FC Bayern Muenchen 5-2 di final DFB Pokal 2012, Klopp mengalami kemunduran berantai di partai final cup competitions.
Secara beruntun, Klopp kalah di final Liga Champions (2013 kontra FC Bayern 1-2), dua final DFB Pokal (2013 kontra FC Bayern 0-2 dan 2015 kontra Wolfsburg 1-3), lalu final Piala Liga ini.
Tak heran apabila Klopp akan sangat menikmati jika Liverpool bisa menjungkalkan Sevilla di final LE nanti.
"Kemenangan akan berarti pesta yang nikmat," tuturnya, sembari mengaku bahwa ia tak peduli kualifikasi ke Liga Champions jika menjuarai Liga Europa.
"Sudah lama sekali saya tak merayakan sesuatu, jadi saya siap," lanjut manajer eksentrik ini.