Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kutukan James Milner di Final

By Anju Christian Silaban - Rabu, 18 Mei 2016 | 17:30 WIB
Gelandang Liverpool FC, James Milner (kiri), mendengarkan instruksi dari Manajer Juergen Klopp dalam duel lawan Villarreal di Anfield, 5 Mei 2016. (RICHARD HEATHCOTE/GETTY IMAGES)

James Milner bakal memimpin skuad Liverpool saat melawan Sevilla pada final Liga Europa di Stadion St. Jakob Park, Basel, Rabu (18/5/2016). Padahal, Milner dihadang tabu khusus partai puncak.

Ban kapten Liverpool hampir dipastikan melingkar di lengan Milner. Sebab, Jordan Henderson belum mencapai kebugaran untuk tampil sebagai starter.

Menilik sejarah, kehadiran Milner bukanlah keuntungan untuk Liverpool. Setiap Milner tampil di final, tim yang dibelanya selalu kalah.

Ambil contoh Manchester City, yang melakoni empat partai final selama diperkuat Milner. Klub berjulukan The Citizens memenangi tiga di antaranya, tetapi Milner tidak bermain.

Milner hanya bermain pada final Piala FA 2013. Man City justru menelan kekalahan 0-1 dari Wigan Athletic.

Peruntungan Milner tidak berbeda ketika membela klub lain. Bersama Aston Villa, dia merasakan kekalahan pada final Piala Liga 2010. Adapun Liverpool gagal menjuarai edisi 2016.

Milner pun berhasrat mengakhiri catatan buruknya di final. Lebih dari itu, dia juga berpeluang meraih trofi kompetisi antarklub Eropa pertama, hal yang tidak pernah didapatkannya bersama Man City.

"Saya menimbang potensi memenangi trofi sebagai alasan pindah ke sini, meskipun orang-orang menilai peluang saya lebih besar di Man City. Faktanya, kami menjalani dua final musim ini," tutur Milner.

Apabila memenangi partai kali ini, Liverpool meraih trofi Liga Europa keempat. Mereka memenangi edisi 1973, 1976, dan 2001.