Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim putri Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand pada babak penyisihan Grup C Piala Uber 2016 seusai dikalahkan dengan skor 2-3.
Partai keempat yang mempertemukan pasangan ganda putri Tiara Rosalia Nuraidah/Anggia Shitta Awanda dengan Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai menjadi partai penentuan.
Berlangsung selama 75 menit, Duel seru kedua pasangan muda ini diawali dengan kemenangan Anggia/Tiara dengan 21-14.
Baca Juga:
Namun, pasangan Thailand membalas di gim kedua, 21-17. Diwarnai adu setting, gim penentuan berlangsung alot. Satu demi satu poin diperebutkan dengan reli panjang dan jatuh bangun.
Tiara/Anggia yang tak dapat memanfaatkan dua momen match point, terpaksa menyerahkan kemenangan pada Kittiharakul/Prajongjai dengan skor akhir 22-24.
Lalu apa analisa pelatih atas penampilan tim ganda putri? Simak petikan wawancara Badmintonindonesia.org bersama Eng Hian (E) Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI yang berlangsung di stadion Kunshan Sport Center.
Apa komentar anda mengenai hasil tim Uber melawan Thailand?
E: Semestinya sesuai dengan strategi dimana ganda mencuri dua poin, tetapi di lapangan hasilnya seperti ini.
Apa yang sebenarnya terjadi pada di lapangan?
E: Pada game pertama, Tiara/Anggia cukup mudah mendapat kemenangan. Di awal game kedua bahkan masih memegang kendali permainan. Di sini mungkin ada sedikit overconfidence yang membuat strategi dan pola main jadi berubah.
Nah, lawan mulai mendapat touch nya kembali, sedangkan Tiara/Anggia tidak dapat mengembalikan keadaan lagi.
Faktor apa saja yang mempengaruhi penampilan Tiara/Anggia tadi?
E: Saya lihat Anggia tidak bisa mengontrol emosi. Sudah mendapatkan poin dengan mudah, lalu overconfidence dan lawan malah siap. Tiara/Anggia tidak siap dengan perubahan ini.
Kalau sudah berada di poin-poin kritis yang berperan lebih ke faktor non teknis, keberanian untuk melakukan sesuatu. Saya lihat pasangan Thailand lebih siap, mereka mencoba untuk mengubah-ubah strategi.
Saya tekankan ke Anggia untuk lebih konsisten jaga emosi jangan sampai jadi bumerang. Padahal waktu berpasangan dengan Greysia (Polii), dia bisa mengimbangi kemampuan seniornya.
Apakah yang membuat anda menurunkan Della/Rosyita di ganda pertama dan Tiara/Anggia sebagai ganda kedua?
E: Tipe permainan Della/Rosyita lebih cocok untuk bermain melawan ganda pertama Thailand, rekor pertemuan imbang 1-1. Anggia/Ketut memang belum pernah bertemu, tetapi saya rasa bola-bolanya Della/Rosyita lebih cocok dengan lawan.
Saya mesti memasangkan pasangan dadakan, supaya Della/Rosyita naik jadi ganda pertama. Greysia memang sengaja tidak diturunkan karena mau dipasangkan dengan siapa pun pemain ganda putri di tim Uber kami, tetap akan jadi ganda pertama dilihat dari peringkat Greysia yang cukup tinggi.
Melihat hasil hari ini, bagaimana peluang di perempat final?
E: Saya selalu tekankan sama anak-anak untuk tetap fokus, apapun hasil tim Uber, sektor ganda harus dapat dua poin kemenangan. Saya memang memberikan pressure karena saya tahu yang akan turun adalah yang muda-muda. Ini bermanfaat untuk pembelajaran mereka kedepannya.
Jika bertemu lagi dengan Thailand di perempat final, apakah kombinasi ganda ini akan kembali diturunkan?
E: Mudah-mudahan bisa ketemu Thailand lagi di perempat final biar bisa kita adu lagi. Bisa jadi saya akan menurunkan kombinasi yang sama karena rasanya Thailand tidak akan mengutak-atik lagi pasangan ganda mereka, ya yang itu tadi saja.
Tetapi kalau bertemu dengan negara lain, saya akan turunkan pasangan tetap supaya mereka bisa belajar.