Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bek Persija Jakarta, Vava Mario Yagalo (23), bercerita tentang pengalaman saat bermain di Ururguay bersama Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Indonesia. Eks pemain tim nasional (timnas) U-19 Indonesia itu juga mengungkapkan perbedaan negara asal Luis Suarez tersebut dengan Indonesia.
SAD Indonesia adalah tim yang bermaterikan pemain dari timnas U-16. Pada 2008, mereka dikirim ke Uruguay untuk mengikuti kompetisi sepak bola level taruna Quinta Division.
Sebelumnya, ide pengiriman tim untuk berlatih ke luar negeri sudah dipraktikkan oleh PSSI dengan dua program. Pertama, PSSI Binatama yang dikirim ke Brasil pada 1980-an.
Lalu ada program PSSI Primavera dan Barreti yang dikirim Italia dalam waktu dua tahun pada pertengahan 1990-an.
"Pembibitan sepak bola usia dini di Uruguay lebih baik dan jauh diperhatikan. Penerapan sepak bola berjenjangnya juga lebih jelas."
Bek Persija, Vava Mario Yagalo.
Kepada JUARA, Vava Mario pun mengisahkan perjalanannya hingga terpilih menjadi salah satu pemain SAD. Bek dengan tinggi badan 180 cm itu antusias menceritakan pengalaman berharganya tersebut.
"Saat itu, saya menjadi bagian dari skuat SAD bermula dari tahap seleksi timnas U-16 di Malang. Ternyata, saya langsung 'disingkirkan' mereka," ucap Vava.
"Ya, maksudnya tim pelatih sudah pernah melihat permainan saya dan mereka langsung merasa cocok. Maka dari itu, saya disingkirkan untuk langsung terpilih masuk dalam skuat SAD tanpa seleksi," katanya.
Baca juga:
Selain itu, Vava Mario Yagalo menggambarkan bagaimana sepak bola di Uruguay. Eks pemain Persebaya Surabaya itu juga membandingkannya dengan sepak bola di Indonesia.
"Pembibitan sepak bola usia dini di Uruguay lebih baik dan jauh diperhatikan. Penerapan sepak bola berjenjangnya juga lebih jelas. Di sana, kompetisi sudah dimulai dari U-15, U-17, U-20, sampai U-23," tutur Vava.