Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jelang laga West Ham United menghadapi Manchester United pada lanjutan Premier League di Boleyn Ground, Selasa (10/5/2016), terjadi pelemparan bus tim tamu yang membuat polisi mengambil tindakan. Menurut saksi mata, kejadian tersebut bagaikan sebuah pambantaian.
Pertandingan tersebut adalah yang terakhir bagi West Ham digelar di Boleyn Ground. Antusiasme fans melonjak drastis hingga situasi tidak terkendali seperti biasanya.
Entah apa yang menjadi penyebab, fans West Ham memblokir jalan dan menyerang bus Man United sebelum memasuki gerbang Upton Park. Hal ini juga membuat pertandingan diundur 45 menit dari jadwal.
Usai pelemparan, polisi yang bertugas mengambil tindakan dengan mengerahkan pasukan berkuda. Mereka mengejar dan menyerang para pelaku secara brutal.
Pihak West Ham pun mengatakan bahwa mereka akan menjatuhkan sanksi kepada para pelaku kerusuhan tersebut dengan tindakan hukum dan larangan mengunjungi stadion.
Melihat kejadian itu, melalui akun Twitter @LondonLMKs seorang saksi mata yang namanya tidak diketahui identitasnya menggambarkan kondisi tersebut bagaikan sebuah pembantaian.
"Beberapa pria berdiri di atas mobil dan bernyanyi, kemudian di antara mereka mulai melemparkan berbagai benda. Jika klub akan menjatuhkan sanksi kepada semua orang yang melakukan pelemparan, artinya mereka akan melarang ratusan orang," ucap saksi mata dikutip dari BBC.
"Para polisi sangat mengerikan. Pasukan berkuda melakukan penyerangan bagaikan sebuah pambantaian. Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya."
Saksi mata lainnya yang dalam 20 tahun terakhir sering mengunjungi Boleyn Ground dan pemilik tiket musiman West Ham, David Pitchford, mengatakan bahwa mereka yang melakukan tindakan anarkis jelang laga harus dilarang mengunjungi stadion seumur hidup.
"Saya sampai ke lokasi sekitar pukul 19:00. Saat berjalan menyusuri Green Street, saya melihat banyak orang tidak seperti fans biasanya," tutur Pitchford kepada BBC.
"Banyak orang yang berkumpul dan tidak bergerak menuju stadion dalam suasana untuk merayakan laga terakhir. Saya menduga hanya ada beberapa orang yang datang untuk berpesta, sedangkan sisanya hanya ingin membuat masalah," katanya.