Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perusahaan induk AC Milan, Fininvest, mengonfirmasi telah membuka negosiasi kepada konsorsium asal China untuk mengambil alih saham klub.
Kabar penjualan saham AC Milan memang sudah berembus sejak lama. Setelah gagal mencapai kesepakatan dengan pengusaha asal Thailand, Bee Taechaubol, Rossoneri kini dikaitkan dengan kelompok bisnis dari China.
Pada Selasa (10/5/2016) waktu setempat, Fininvest yang merupakan perusahaan milik Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi, mengonfirmasi bahwa negosiasi penjualan saham klub terhadap investor China sudah bisa dilakukan.
"Fininvest telah mencapai kesepakatan eksklusivitas dalam jangka waktu tertentu dengan sekelompok investor China, terkait rencana penjualan saham AC Milan," demikian pernyataan AC Milan pada situs resminya.
"Pada saat yang sama, mengingat kesepahaman telah ditandatangani, hal itu menjadi titik awal untuk memulai negosiasi."
Baca Juga:
Berita ini muncul sepekan setelah pendukung AC Milan merilis pernyataan yang menuntut agar klub segera dijual. Selain itu, mereka juga meminta CEO AC Milan, Adriano Galliani, untuk mengundurkan diri.
Para suporter berpendapat bahwa selama ini pihak manajemen telah melakukan kesalahan dalam mengurus AC Milan.
Berlusconi memang sudah mempertimbangkan untuk menjual AC Milan. Terlebih, pada bulan lalu, Berlusconi mengumumkan AC Milan mengalami kerugian sebesar 89,3 juta euro (atau sekitar Rp 1,3 triliun).
Sebelumnya, AC Milan juga pernah dirumorkan bakal diambil alih oleh Pangeran Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Namun, Tunku Ismail telah membantah kabar tersebut.
[video]https://video.kompas.com/e/4884406356001_ackom_pballball[/video]